Rabu 22 Aug 2018 11:11 WIB

Puluhan Hewan Dikurbankan di Pos Pengungsian Lombok Barat

Warga korban gempa melaksanakan shalat Ied dn Pos Pengungsian Dusun Kekait.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Andri Saubani
Sejumlah warga melaksanakan ibadah shalat ied di Posko Pengungsian, Desa Kekait, Desa Gunungsari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Rabu (22/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah warga melaksanakan ibadah shalat ied di Posko Pengungsian, Desa Kekait, Desa Gunungsari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Rabu (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Ribuan warga berkumpul di pos pengungsian di Dusun Kekait, Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk menunaikan shalat Idul Adha pada Rabu (22/8). Tanah lapang di sekitar pos pengungsian menjadi masjid darurat untuk shalat Idul Adha.

Kepala Desa Kekait Muhammad Zaini mengatakan, jumlah penduduk di Desa Kekait tercatat 7.850 jiwa dari 2.590 kepala keluarga. Hampir seluruhnya mengungsi karena dampak gempa.

"Bisa dibilang 90 persen rumah warga di desa ini rusak akibat gempa," ujarnya di Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, Rabu (22/8).

Posko induk, kata dia, menjadi titik pengungsi terbanyak dengan 1.400 jiwa. Sedangkan warga lain menyebar di 40 titik pengungsian yang ada di Desa Kekait.

Selain rumah rusak, tujuh masjid yang ada di desa ini juga mengalami kerusakan sehingga tak lagi layak untuk digunakan beribadah. "Makanya ya kita gelar shalat ied di sini meski seadanya," lanjutnya.

Zaini yang juga tinggal di pengungsian mengaku banyak bersyukur dan berterima kasih terhadap bantuan para relawan dari seluruh Indonesia yang setia mendampingi warga terdampak gempa di Kekait. "Ini setelah shalat ied juga kita akan menyembelih kurban," ucap dia.

Zaini menyebutkan, sedikitnya ada 30 sapi dan 25 kambing yang disumbangkan dari donatur kepada pos pengungsian di Kekait. Selain disembelih di posko induk, hewan kurban juga didistribusikan ke pos pengungsian lain yang ada di Kekait.

"Terima kasih para donatur dan relawan, mudah-mudahan Allah SWT memberikan kekuatan, kesabaran, dan membalas lebih baik dari apa yang telah kalian lakukan," ungkapnya.

Berdasarkan data BNPB, rentetan gempa bumi yang terjadi sejak 5 Agustus 2018 hingga 19 Agustus 2018 telah menimbulkan korban meninggal dunia sebanyak 515 orang. Sebanyak 513 merupakan warga NTB dan dua orang di Denpasar, Bali.

Korban luka-luka mencapai 7.145 orang dan pengungsi sekitar 431 ribu orang. Sebanyak 786 unit fasilitas umum dan sosial turut rusak. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan kemungkinan perpanjangan masa tanggap darurat yang akan berakhir pada Sabtu (25/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement