REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini baru saja melaunching program Bank Sampah Simo Jawar yang berlokasi di Jalan Simo Jawar, Surabaya. Program Bank Sampah tersebut, merupakan hasil pengabdian kepada masyarakat dari mahasiswa Fakultas Teknik Mesin, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS).
Risma pun mengajak masyarakat, terutama warga Surabaya agar peduli terhadap kebersihan lingkungan. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan diri agar lebih trampil mengelola sampah. Menurutnya, jika masyarakat bisa mengelola dan memanfaatkan sampah dengan baik, maka akan menjadi nilai ekonomis.
“Jika sampah-sampah itu dikumpulkan dengan baik, dikelolah dengan baik, maka itu ada harganya,” kata Risma di Surabaya, Senin (20/8).
Risma mengaku, Pemerintah Kota Sutabaya terus berupaya menekan jumlah sampah yang terus meningkat, seiring pertumbuhan jumlah penduduk maupun pendatang. Saat ini, kata Risma, Pemkot Surabaya telah memiliki beberapa program yang sudah dijalankan, diantaranya adalah kegiatan Green and Clean, Merdeka dari Sampah, Rumah Komposn, dan Bank Sampah.
“Panjenengan bisa nabung tidak hanya dengan uang. Panjenengan juga bisa nabung dengan sampah. Nanti dikumpulkan di bank sampah, ditimbang, dan dijual,” ujar Risma.
Bahkan, lanjut wali kota perempuan di Kota Pahlawan itu, untuk mengurangi jumlah tumpukan sampah, Pemkot Surabaya menerapkan teknologi waste to energy. Baik skala kecil yaitu PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah), hingga skala besar dengan metode sanitary landfill. Yakni, teknologi gasifikasi untuk pengolahan sampah menjadi energi listrik.
“Saat ini, baru Kota Surabaya di Indonesia yang sampahnya dimanfaatkan jadi listrik. Karena itu, ayo mulai mengelolah sampah, jangan sampai sampah itu terbuang tidak ada gunanya,” kata Risma.
Perempuan kelahiran Kediri itu mengatakan, program bank sampah bukan sesuatu yang baru di Surabaya. Bahkan di benerapa wilayah, sudah memiliki bank sampah serta rumah kompos yang sudah berjalan. Bahkan, ada warga yang memanfaatkan hasil dari bank sampah tersebut, untuk liburan bersama keluarga.
“Jadi ibu-ibu di tempat lain di Surabaya, bank sampah itu sudah banyak yang berjalan dengan baik. Melalui bank sampah ini, ibu-ibu bisa menabung. Selama ini sampahnya kan dibuang, kalau sampah itu dipilah, bisa jadi uang,” kata Risma.
Dosen Fakultas Teknik Mesin Intitut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS), Eky Noviana Renti berharap, dengan adanya program Bank Sampah ini, perekonomian warga sekitar bisa lebih meningkat. Selain itu, warga bersama pemerintah bisa saling bersinergi untuk mengelolah sampah menjadi hal yang lebih bermanfaat.
“Harapannya perekonomian warga meningkat. Kita juga ingin membantu programnya Bu Risma (merdeka dari sampah),” kata Eky.