Ahad 19 Aug 2018 16:54 WIB

Koalisi Jokowi: Jangan Beri Harapan Palsu Saat Kampanye

Pasangan calon diminta tak memberi harapan palsu atau ilusi.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Muhammad Hafil
Sekjen Nasdem Johnny G Plate bersama sekjen pantai Koailisi Indonesia Kerja (KIK) usai pertemuan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (19/8).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sekjen Nasdem Johnny G Plate bersama sekjen pantai Koailisi Indonesia Kerja (KIK) usai pertemuan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Nasional Demokrat (Nasdem) Johnny G Plate mengimbau seluruh pihak untuk kampanye secara realistis. Menurutnya, dengan melakukan kampanye yang realisitis masyarakat akan tidak mudah terpancing isu negatif.

Ia mengatakan, Joko Widodo sebagai bakal capres pejawat mengharapkan Pilpres 2019 yang gembira, sehingga masyarakat bisa tetap menjaga silarurahim. Sebaliknya, ia melanjutkan, partai pengusung masing-masing calon juga menjaga kontestasi gagasan, program, misi, intregitas, juga rekam jejak yang ada.

"Bukan harapan palsu atau ilusi-ilusi. Kita berharap kontestasi ini tidak diisi harapan mustahil yang seolah berpihak pada bangsa, rakyat, tapi sebenarnya janji yang tidak mungkin dilaksanakan. Tidak berharap ajang peperangan atau permusuhan," kata Johnny di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (19/8).

Johnny mencontohkan, kampanye yang tidak realistis selalu menjanjikan seluruh rakyat kaya, kemiskinan hilang, hingga lapangan kerja tersedia seluruhnya. Menurut dia, ada pihak yang menyerang Jokowi karena nilai tikar rupiah terus merosot. Padahal, kata dia,  undang-undang mensyaratkan stabilitas nilai tukar rupiah.

"Dan itu menjadi domain central bank tanpa adanya intervensi siapapun," kata dia.

Johnny mengatakan, saat ini Koalisi Indonesia Kerja (KIK) yang merupakan gabungan partai pengusung Jokowi-KH Ma'ruf Amin fokus dengan kampanye relaistis. Ia menyebutkan, program kampenye yang akan dilakukan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin adalah Nawacita II.

Ia menjelaskan, Nawacita dua merupakan program yang berhubungan dengan politik, pertahanan keamanan, dan politik luar negeri, ekonomi, hingga kebudayaan. "2019 kita melanjutkan Nawacita dengan percepatan konektivitas infrastruktur, tetapi juga infrastruktur sosial menjadi perhatian," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement