REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membuat sejumlah sumur bor untuk menyediakan air bersih bagi pengungsi korban terdampak gempa Lombok. Air dari sumur bor tersebut kemudian didistribusikan dengan mobil tangki.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga mengatakan, sebanyak 20 sumur bor yang dilengkapi pompa air tanah (PAT) dengan kapasitas 15-20 liter per detik difungsikan sebagai sumber air bersih pengungsi. Sebaran 20 sumur bor dan PAT adalah lima unit di Kabupaten Lombok Timur dan 15 unit berada di Kabupaten Lombok Utara.
Untuk distribusi air bersih dilakukan menggunakan 19 mobil tangki air (MTA) ke wilayah yang telah disepakati bersama dengan Basarnas, PMI, BNPB, dan Kepolisian. Air kemudian ditampung dengan menggunakan tandon air maupun hidran umum berkapasitas 2.000 liter.
"Distribusi belum menjangkau secara merata hingga ke daerah terpencil, karena memerlukan tambahan hidran umum sebagai tempat tampungan air. Saat ini hidran umum yang telah terpasang sebanyak 100 buah dan sudah kita tambah sebanyak 100 buah," ujar Danis melalui siaran pers.
Sebanyak 100 unit hidran umum sudah tiba di Mataram Selasa (14/8) yang dikirimkan dari gudang peralatan Kementerian PUPR di Jakarta. Selain itu, kembali dikirim sebanyak 149 WC portable dari Surabaya dan 280 set WC knock down yang tiba Kamis (16/8).
Sebelumnya, Kementerian PUPR telah memasang di lokasi-lokasi pengungsian sebanyak 90 WC portable seperti di Posko Kecaatan Tanjung, Desa Sokong, Posko Kecamatan Gangga, Posko Kecamatan Pemenang, dan Posko Kecamatan Kayangan yang juga dilengkapi oleh hidran umum dan bioseptik.
Setelah gempa bumi 7 SR, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara 1, Ditjen SDA juga melakukan pemeriksaan terhadap kondisi tiga bendungan yang ada di Pulau Lombok yakni Bendungan Pengga, Pandan Duri, dan Batu Jai. Kondisi ketiga bendungan dalam kondisi aman dan masih berfungsi mengalirkan air untuk jaringan irigasi pertanian.
Pemeriksaan juga dilakukan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX terhadap kondisi jalan dan jembatan. Dari hasil pemeriksaan, tidak ada jalan nasional yang putus, hanya terjadi longsor pada beberapa titik di KM 47 hingga KM 54. Penanganan longsor sudah dilakukan dengan menurunkan alat berat sehingga tidak mengganggu lalu lintas. Sebanyak 12 jembatan mengalami kerusakan juga sudah dilakukan penanganan antara lain dengan memperbaiki oprit dan expansion joint jembatan.
Ke-12 jembatan adalah Kali Padet, Panggung, Lokok Koangan, Sapit II, Tampes, Baburung III, Embar-embar, Sokong A, Lempenge I, Luk I, Sidutan dan Segundi. Untuk Jembatan Sokong yang berada di Kecamatan Tanjung yang mengalami kerusakan pada balok induk sepanjang 15 cm juga sudah selesai dilakukan perbaikan.