REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Munculnya fasilitas kereta layang ringan atau light rail transit (LRT) menuntut stasiun-stasiun dibangun dengan desain yang sesuai. Salah satu fasilitas pendukung yang dibangun untuk mendorong pergerakan penumpang lebih cepat yaitu eskalator.
"Yang menarik, eskalator kita cepat banget karena kelas dunia," kata Direktur Utama PT LRT Jakarta Allan Tandiono di Stasiun Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (15/8).
Allan tak menyebutkan dengan rinci berapa kecepatan eskalator tersebut. Namun, fasilitas ini didesain untuk menyesuaikan kecepatan gerak penumpang dengan kedatangan kereta tiap lima menit sekali.
"Kita tidak mau gara-gara eskalatornya lama, (penumpang) ketinggalan kereta," ujar dia.
Sebagai informasi, kereta cepat LRT Jakarta didesain dapat menempuh perjalanan dengan kecepatan hingga 80 kilometer per jam. Perjalanan dari satu stasiun ke stasiun lain ditargetkan hanya menghabiskan waktu 1,5 menit. Waktu berhenti kereta di setiap stasiun hanya 30 detik.
Allan berpendapat, target itu bukan harga mati. Lama waktu kereta berhenti di stasiun dan kecepatan eskalator akan disesuaikan dengan budaya warga Jakarta sebagai pengguna.
"Kita juga melihat perilaku warga Jakarta. Kalau terlalu cepat kaget atau enggak. Apalagi anak kecil sama yang lebih tua," ujar dia.
"Setengah menit kita buka keretanya, ada orang lari-lari, komplain apa enggak. Karena kan disini banyak Indonesian style, last minutes," kata dia lagi.