REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Ketua DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Rani Widayati mengimbau perempuan untuk aktif dalam kegiatan politik. Sebab, keterwakilan perempuan di DPRD DIY saat ini masih minim.
"Perempuan di parlemen masih minim walau ada tren kenaikan keterwakilan perempuan," kata Rani di Bentara Budaya Yogyakarta, Rabu (15/8).
Ia menuturkan, keterwakilan perempuan di parlemen masih di bawah kuota yang diberikan yaitu di bawah 30 persen. "Perempuan belum bisa diterima secara utuh. Kuota 30 persen hanya digunakan untuk memenuhi aturan syarat administratif parpol," ujarnya.
Rendahnya keterwakilan perempuan, lanjutnya, dikarenakan banyak faktor. Faktor tersebut diantaranya karena kurang percaya diri, dan kaderisasi perempuan yang memiliki banyak hambatan.
"Perempuan kurang pede bersaing dengan laki-laki. Adanya dilema kepentingan karier politik atau urusan rumah tangga. Rumah tangga tidak harus dilakukan oleh perempuan, dan tidak memiliki aspirasi setinggi laki-laki untuk jadi pemimpin," ujarnya.
Untuk itu, perempuan perlu didorong agar mampu berkiprah dalam kegiatan politik. Sebab, perempuan dinilai juga memiliki kapasitas yang tinggi untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.
"Saya imbau untuk para orang tua justru mendorong anak-anaknya terutama yang perempuan untuk terlibat dalam aktivitas politik. Saya juga punya keluarga. Waktu saya juga tersita namun saya ingin bisa mendapat ilmu lebih banyak dan bersosialisasi dengan masyarakat. Saya tunjukkan kepada keluarga saya bisa menjalankan tugas sebagai rumah tangga dan ranah publik," katanya.