Rabu 15 Aug 2018 10:05 WIB

Warga Diingatkan tak Sembarangan Konsumsi Air Cerukan

Konsumsi air sembarang bisa memicu diare atau muntaber.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Teguh Firmansyah
Desa Leuwikaret,Kecamatan Kepala Nunggal, Kabupaten Bogor mengalami kekurangan pasokan air bersih karena musim kemarau yang panjang. Rabu (8/8)
Foto: Republika/Haura Hafizhah
Desa Leuwikaret,Kecamatan Kepala Nunggal, Kabupaten Bogor mengalami kekurangan pasokan air bersih karena musim kemarau yang panjang. Rabu (8/8)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Warga Kabupaten Semarang yang saat ini mengalami krisis air bersih diimbau tidak sembarangan memanfaatkan air bagi kebutuhan rumahtangga. Terutama air untuk memasak dan minum.

Imbauan ini penting disampaikan guna mengantisipasi wabah penyakit yang rentan muncul akibat minimnya akses air bersih, seperti diare, muntaber yang dipicu oleh kuman dan bakteri.

Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto mengatakan, jika memang mengalami krisis air bersih warga diimbau mengajukan bantuan air bersih melalui perangkat desa masing-masing kepada BPBD Kabupaten Semarang.

Sejauh ini BPBD Kabupaten Semarang telah menyiapkan bantuan air bersih bagi warga yang membutuhkan. "Bantuan air bersih ini akan didistribusikan jika ada permintaan desa yang membutuhkan," katanya di Ungaran, Rabu (15/8).

Baca juga, 169 Ribu Jiwa di Kabupaten Bandung Terancam Susah Air Bersih.

Menurut Heru, memanfaatkan sisa air sungai yang mengering seperti yang dilakukan oleh warga Dusun Belo, Desa Rembes, Kecamatan Bringin boleh dilakukan sepanjang peruntukannya tidak dikonsumsi.

Warga harus mengantisipasi minimnya akses air bersih yang rentan terhadap munculnua bibit penyakit. "Kalau hanya sekedar untuk keperluan mandi dan mencuci saya kira tidak masalah, asal jangan untuk diminum atau memasak," katanya.

Ia juga mengungkapkan, kendati air tersebut masih di masak lagi sebelum dikonsumsi, alangkah baiknya warga menghindari pemanfaatan air cerukan dasar sungai di luar kebutuhan cuci dan mandi.

Bahkan tidak jarang untuk mandi saja masih rentan menyebabkan gangguan penyakit pada kulit. Sebab belum ada jaminan air tersebut memang bersih dari kuman, tidak tercemar dan bisa dikonsumsi.

Oleh karena itu, Heru menyarankan agar air cerukan sungai tersebut tidak dikonsumsi. BPBD Kabupaten Semarang masih tersedia 190-an tangki air dari 308 tangki bersih yang disiapkan untuk mengantisipasi musim kemarau ini.

"Artinya, masih ada 950 ribu liter air bersih yang bisa diakses dan dimanfaatkan warga untuk mengantisipasi krisis air bersih akibat musim kemarau kali ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement