Selasa 14 Aug 2018 18:50 WIB

Komnas HAM: Pembangunan NYIA Masih Diwarnai Catatan Buruk

Warga yang menolak dinilai diperlakukan tidak layak,

Rep: Silvy Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Relawan menyelesaikan proses pembersihan lahan pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA), Kulonprogo, DI Yogyakarta, Jumat (20/7).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Relawan menyelesaikan proses pembersihan lahan pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA), Kulonprogo, DI Yogyakarta, Jumat (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih menjadi perhatian dari berbagai pihak, salah satunya Komisi Nasional Hak asasi Manusia (Komnas HAM). Komisioner Komnas HAM, M Choirul Anam mengatakan, ada beberapa catatan buruk yang menjadi perhatian Komnas HAM dalam pembangunan NYIA tersebut.

"Catatan yang paling buruk soal Kulonprogo adalah mekanisme kerjanya yang menjadi evaluasi kita semua," kata Choirul di Kantor Bupati Bantul, DIY, Selasa (14/8).

Ia sendiri mengaku telah melihat langsung bagaimana kondisi warga yang menolak adanya pembangunan NYIA. Warga yang menolak tersebut, lanjutnya, diperlakukan tidak layak. Bahkan, belum terlihat pembangunan yang signifikan saat ini. 

"Wong itu pembangunannya belum ada kok. Udah pohon di depan rumah ditebangin, tanah di depan rumah dilubangi, begitu-begitu memang persoalan. Oleh karenanya, itu catatan buruk bagi proses di Kulonprogo," ujarnya.

Hingga saat ini, masih ada sejumlah warga yang bertahan di lokasi pembangunan. Pihaknya pun akan mencari solusi terkait hal tersebut.

"Kemarin kita ngobrol dengan pihak gubernur, memang sedang mencari jalan agar sampai titik terakhir ini (lokasi warga bertahan) tidak boleh digeser. Jadi ya kalau bangun runway ya bangunlah di titik nolnya dulu," ujarnya

Ia berharap, warga yang masih bertahan tersebut dapat diperlakukan dengan baik. Dan tentunya dengan mengedepankan nilai kemanusiaan.

"Pengalaman tebang pohon, bikin lubang, matiin lampu, matiin air, itu sudah semangatnya bukan semangat kemanusiaan. Jadi itu tidak boleh lagi terjadi untuk yang 19 orang (bertahan di lokasi bandara)," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement