REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadiv Humas dan Advokasi Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengatakan pembentukan tim pemenangan pasangan capres-cawapres 2019 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno masih berlangsung. Dia menyebutkan proses tersebut masih dalam tahap penyusunan struktur.
"Belum bicara berapa orang dan siapa orangnya. Jadi menyusun struktur dulu. Karena kan kita ingin mencakup semua lini," ujar dia kepada Republika.co.id, Selasa (14/8).
Namun Ferdinand melanjutkan, jumlah juru bicara di tim pemenangan Prabowo-Sandiaga tentu tidak akan sebanyak tim pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Menurutnya, jumlah juru bicara yang ideal yakni empat sampai lima orang.
"Saya pikir tidak sampai segitu ya, karena yang namanya jubir itu kan menyuarakan apa yang harus disuarakan dari tim pemenangan," jelas dia.
Saat disinggung soal jumlah jubir Jokowi-Ma'ruf yang mencapai 225 orang, Ferdinand mengungkapkan, jumlah tersebut sebetulnya bukan jubir melainkan tim kampanye. Dia membedakan antara jubir dan tim kampanye. Tim kampanye, kata dia, memang harus banyak sampai ratusan bahkan ribuan.
Karena, papar Ferdinand, tim itu berada di garda terdepan di tingkat akar rumput untuk mengajak masyarakat memilih paslonnya sekaligus menyosialisasikan tentang program-program yang akan dijalankan. Tim kampanye masih dimaklumi jika melakukan kesalahan. Sedangkan jubir menurutnya tentu tidak boleh salah dalam menyampaikan.
Baca juga: Menpan Bakal Dicopot? Pratikno: Konsekuensi Politik
Ferdinand menjelaskan, jubir dalam hal ini berperan sebagai orang yang mewakili secara langsung paslon capres-cawapres. Jubir itu pula yang menyampaikan kepada publik mengenai berbagai pemikiran paslon tersebut. Kalau paslon ada halangan, jubir bertindak sebagai perwakilan yang menyampaikan informasi kepada publik.
"Tapi kalau mereka sebut jubir sampai segitu banyak, nanti mereka bagaimana mengendalikan sebanyak itu. Yang ada nanti a ngomong c, si c ngomong d, nanti malah amburadul. Sehingga suara dari tim pemenangan enggak jelas. Mungkin itu tim kampanye. Jadi agak berbeda. Mereka gagal paham. Tapi ya enggak apa-apa, monggo," katanya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, saat ini Koalisi Indonesia Kerja (KIK) masih fokus dalam menyiapkan tim kampanye yang dapat langsung bekerja di masyarakat. Perkara ketua tim kampanye, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi dan kiai Ma’ruf Amin.
“Mengenai ketua tim, nanti akan disampaikan langsung oleh Pak Presiden dalam waktu dan momentum yang tepat. Karena bagaimanapun juga, beliau adalah Presiden yang bekerja,” kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (14/8).
Kesibukan sebagai Presiden, lanjut Hasto, membuat Jokowi tak bisa sepenuhnnya terjun dalam penyusunan tim kampanye. Menurut dia, sebagai Presiden, Jokowi saat ini sedang fokus pada penanganan gempa bumi yang menimpa Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: GNPF Ulama Kemungkinan Abstain di Pilpres
Kendati demikian, KIK telah melakukan pelatihan kepada 100 calon juru bicara kampanye untuk memenangnkan pasangan Jokowi dan kiai Ma’ruf. Ia mengatakan, 100 orang itu telah diberikan pembekalan agar dapat menjadi influencer program-program Jokowi di masyarakat.
Menurut Hasto, skala prioritas KIK saat ini adalah membentuk tim kampanye yang nantinya dapat langsug bekerja. “Tim sudah menjalankan tugas-tugas dan merancang seluruh aspek dan strategi dalam tahapan-tahapan pemenangan. Namun, kami masih menunggu arahan dari presiden untuk ketua tim kampanye,” kata dia.