Selasa 14 Aug 2018 13:57 WIB

Pengungsi Gempa Mulai Terserang Penyakit

Sebagian mengidap ispa dan diare akibat pola makan yang tidak teratur.

Kondisi pengungsi di Dusun Terengan Tanak Ampar, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Senin (13/8).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Kondisi pengungsi di Dusun Terengan Tanak Ampar, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Senin (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan pengungsi gempa bumi di kota ini mulai terserang penyakit infeksi saluran pernapasan (ispa) dan diare.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Usman Hadi mengatakan, hal itu ditemukan saat timnya melakukan pelayanan kesehatan keliling ke sejumlah titik pengungsi di kota ini.

"Tim kami melakukan monitor pelayanan kesehatan ke lokasi pengungsi pada pagi dan malam hari sebab kalau siang sebagian besar mereka pulang. Banyak kasus pengungsi mengidap penyakit ispa dan diare," katanya.

Menurutnya, para pengungsi yang terserang ispa ini karena berada di tempat terbuka sementara cuaca sangat dingin dan berdebu. Pengungsi yang terserang penyakit ispa juga rentan terkena infeksi paru-paru.

Sementara penyakit diare, lanjutnya, disebabkan oleh pola makan masyarakat yang tidak teratur selama berada di pengungsian. Selain itu, pola tidur mereka juga berubah sehingga daya tahan tubuh menurun.

Baca juga, Tinjau Korban Gempa, Jokowi Bonceng TGB Naik Trail

"Pelayanan kesehatan di lokasi pengungsian juga kami prioritaskan untuk bayi, anak-anak dan ibu hamil. Untuk ibu hamil, saya sarankan sebaiknya tidak tinggal di ruang terbuka terlalu lama," ujarnya.

Menurutnya, pelayanan kesehatan keliling di lokasi pengungsian warga akibat gempa bumi 7,0 skala richter (SR) dan gempa susulan 6,2 SR, telah dilakukan sejak awal. Namun, karena keterbatasan petugas, tenaga medis tidak dapat menjangkau semua lokasi pengungsian warga yang mencapai ratusan titik, dengan jumlah mencapai lebih dari 66 ribu jiwa.

Oleh karena itu, Dinkes Kota Mataram telah menginstruksikan 11 puskesmas di Kota Mataram baik puskesmas rawat inap dan nonrawat inap tetap buka 24 jam. "Tujuannya, untuk memudahkan dan mendekatkan pelayanan kepada para pengungsi di sekitar puskesmas," katanya.

Menurutnya, pelayanan kesehatan di puskesmas hingga saat ini masih dilaksanakan di luar ruangan. Kondisi itu seperti akan berlangsung hingga status tanggap darurat pada 18 Agustus 2018 berakhir.

"Itupun, kalau tidak diperpanjang lagi atau kondisi sudah benar-benar kondusif dan aman," katanya. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement