Selasa 14 Aug 2018 12:37 WIB

Luhut: Gak Perlu Lagi Ribut Soal Agama dan PKI Saat Pilpres

Luhut mengatakan, energi rakyat terkuras hanya bertengkar soal tudingan PKI.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: RepublikaTV/Intan Pratiwi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019, tidak perlu lagi ada ribut-ribut soal agama, seperti yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta. Luhut menilai, pemilihan Ma'ruf Amin sebagai pendamping Jokowi dalam Pilpres mendatang merupakan blessing.

"Mystery of life. Jadi, kita gak usah bicara agama lagi. Selesai itu barang. Kita akan fokus bicara pendidikan, ekonomi, bagaimana menyelesaikan kemiskinan. Kita fokus pada kampanye di situ," ujar Luhut di Hotel Grand Hyatt, Selasa (14/8).

Luhut menceritakan, saat penunjukan Ma'ruf Amin, Kamis (9/8) lalu, memang sempat membuat heboh masyarakat. Ia tak menampik banyak respons, baik pro maupun kontra, atas keputusan Jokowi memilih Ma'ruf sebagai cawapres. "Tapi, saya melihat ini blessing juga. Semua orang pada ribut-ribut aja," ucap Luhut.

Ia menilai, tidak perlu ada lagi persoalan carut-marut agama dan isu-isu PKI yang perlu disuguhkan saat kampanye nanti. Ia menilai, semestinya saat pilpres, para calon beradu strategi dan visi-misi terkait bagaimana meningkatkan ekonomi negara. Selain itu, saat kampanye juga menjadi jalan untuk bagaimana melihat rencana infrastruktur Indonesia ke depan.

"Karena, itu sebenarnya masalah di dalam negeri ini. Pendidikan, infrastruktur, ekonomi, ini yang harusnya kita bahas bersama," katanya.

Luhut juga mengatakan, energi rakyat habis hanya untuk bertengkar persoalan siapa  tuding PKI dan non-PKI. Apalagi, kata Luhut, persoalan agama yang kerap menjadi singgungan empuk saat pilpres. "Empat puluh persen energi kita habis hanya urus debat agama. Udahlah, topik agama saat pilpres itu gak baik buat negeri," ujar Luhut.

Baca juga: Tim Pemenangan Jokowi Tegaskan tak Gunakan Kampanye Hitam

Sementara, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Johnny G Plate menegaskan, tim pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin tidak akan menggunakan kampanye hitam dalam Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Johnny menegaskan, pasangan Jokowi-Ma'ruf akan menjadikan Pilpres 2019 sebagai ajang adu gagasan program.

"Ini ajang kontestasi integritas dan karya kerja nyata. Bukan ajang kampenye hitam. Bukan peperangan dan permusuhan, ya. Enggak perlu kampanye hitam ditangkap, ya. Kita mau kampanye putih, ya," ujar Johnny saat dihubungi wartawan, Selasa (14/7).

Menurutnya, Koalisi Indonesia Kerja sepakat bahwa Pilpres 2019 harus menjadi kontestasi demokrasi yang berkualitas tanpa diwarnai isu-isu SARA. Apalagi, kata Johnny, Presiden Jokowi juga sudah memerintahkan agar pilpres tidak menjadi ajang permusuhan.

"Kita mau demokrasi yang berkualitas. Pak Jokowi udah bilang kan ini bukan arena peperangan, ajang permusuhan, tapi ini adalah adu gagasan ide program, ini ajang kontestasi intregitas dan karya kerja nyata," kata Johnny.

Karena itu, dalam pelatihan juru bicara Tim Kampanye Nasional kemarin juga diberikan pembekalan terhadap hal-hal substantif. "Kami selalu melatih juru bicara yang akan memeriahkan demokrasi yang putih substansial dan program-program yang saya sebutkan dan itu arahan Pak Jokowi. Kampanye sesuai demokrasi, demokrasi yang substansial itu, ya," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Ingatkan Pilpres Bukan Ajang Perang dan Permusuhan

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement