REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima beberapa laporan terkait kerusakan sekolah akibat gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sedikitnya ada empat laporan yang diterima oleh KPAI dan berharap agar pemerintah segera.
"KPAI menerima beberapa laporan sekolah yang kondisi bangunan kelasnya mengalami keretakan yang berpotensi runtuh dan membahayakan anak-anak," ujar Komisioner KPAI bidang Pendidikan, Retno Listyarti melalui siaran pers, Ahad (12/8).
Retno menjelaskan, gempa di Lombok beberapa hari terakhir membuat ancaman baru bagi keberlangsungan proses pembelajaran di berbagai sekolah. Akibatnya, banyak sekolah-sekolah yang sudah tidak bisa lagi digunakan.
"Anak-anak korban gempa harus terpenuhi haknya atas pendidikan," kata dia.
Menurutnya, kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan sandang-pangan-papan, kesehatan dan pendidikan harus dipenuhi oleh pemerintah. Karena, proses rehab dan rekonstruksi membutuhkan waktu sangat lama.
Adapun, empat sekolah yang dilaporkan oleh Serikat Guru Indonesia, Mataram di antaranya:
- Pertama, SMPN 12 Mataram yang mayoritas kondisi ruang kelasnya sangat tidak aman untuk kegiatan pembelajaran. Terdapat sembilan ruang kelas yang temboknya pecah dan bahkan sudah bergeser dan dua ruangan kelas yang plafonnya berpotensi jebol/runtuh. Sementara di ruang kelas lainnya plafonnya sudah berjatuhan, sehingga jika diguncang gempa lagi sangat berpotensi membahayakan peserta didik, karena peserta didik yang belajar di ruangan kelas tersebut rawan tertimpa reruntuhan genteng dari atap sekolah.
- Kedua, SDN 1 Obel-obel kecamatan Sambelia, Lombok Timur yang kondisinya rusak berat sebesar 80 persen. bangunan, dimana10 ruang kelas retak-retak temboknya, ruang guru dan ruang kepsek dalam keadaan rusak. Sekolah telah diliburkan sejak 29 Juli 2018, dan sejak dilibur gempa susulan terus terjadi sehingga genteng-genteng sekolah jatuh dan menjebol plafond an enternit kelas. Seluruh pagar sekolah pun ambruk sepenuhnya. Kursi meja di dalam kelas yang masih bagus kondisinya dikeluarkan untuk diletakan di posko pengungsian.
- Ketiga, kondisi SMAN 1 Gunung Sari, Lombok Barat termasuk beruntung karena hanya mengalami kerusakan ringan, yaitu beberapa genteng jatuh dan menimpa plafon hingga pecah. Selain itu, hanya 1 (satu) tiang teras (selasar kelas) yang miring.
- Keempat, SMPN 20 Mataram, Jl. Lalu Mesir Kec. Sandubaya, Mataram yang mana tujuh ruangan belajar-mengajar tersebut rusak. Anak-anak terancam keselamatan maupun kenyamanan belajarnya di dalam ruangan maupun waktu istirahatnya di luar ruangan di lingkungan sekolah karena temboknya retak-retak meluas dan plafonnya berjatuhan. Selain itu, Kerusakan juga terjadi di ruang guru, ruang labotarium IPA, ruang perpustakaan, dan ruang penjaga sekolah.