REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Warga Dusun Labuhan Kertasari, Kelurahan Labuhan Kertasari, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sunbawa Barat, NTB, Herianto (25) ditemukan meninggal dunia di Dermaga Pantai Gili Trawangan, Jumat (10/8) pukul 17.30 WITA. "Korban tertimpa reruntuhan bangunan pada bagian punggung," ujar Direktur Operasi (Dirops) Brigjen TNI (Mar) Bambang Suryoaji di Lombok Utara, NTB, Jumat (10/8).
Bambang menyampaikan, informasi penemuan korban berasal dari petugas kepolisian yang tengah melaksanakan kurve di Gili Trawangan dan melaporkan Posko Basarnas di Lapangan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti Posko Basarnas dengan mengerahkan tim SAR yang bersiaga di Bangsal.
Dia mengatakan, tim rescue langsung bergerak menuju Gili Trawangan menggunakan rubber boat dengan membawa peralatan ekstrikasi. Ambulans juga langsung disiagakan untuk membawa korban ke rumah sakit terdekat. "Proses evakuasi selesai pukul 20.00 WITA. Evakuasi korban segera dilaporkan ke Posko Utama. Total jumlah korban meninggal dunia (akibat gempa) bertambah menjadi 386 orang," lanjutnya.
Ia melanjutkan, operasi SAR yang dilaksanakan hari ini di Dusun Dompu Indah, Kecamatan Kayangan belum membuahkan hasil. Ia mengatakan, tim SAR menemui situasi dan kondisi medan yang begitu kompleks. Ini terkait terputusnya akses menuju lokasi. Jembatan dan jalan banyak yang ambruk sehingga alat berat eksavator tidak dapat masuk, area longsor, tanah yang labil, dan tebing vertikal yang berpotensi menimbulkan longsor susulan yang akan mengancam para rescuer yang bekerja di bawahnya.
Selain itu, keterbatasan peralatan membuat operasi SAR belum membuahkan hasil. Namun begitu, proses evakuasi terus diupayakan dengan meminjam peralatan berupa portable apung, selang dan nozle. Selang panjang milik Hotel Oboroi di Tanjung juga dipinjam karena memiliki semburan lebih besar untuk menggerus longsoran yang menimbun korban.
"Harapan kami, untuk operasi besok dapat lebih maksimal dalam meluruhkan longsoran tanah yang diduga menimbun korban," kata dia.
Sementara operasi di Masjid Jabbal Nur, Dusun Lading-lading, Kecamatan Tanjung berhasil membongkar kubah masjid menggunakan peralatan ektrikasi dan eskavator sampai ke dasarnya. Seperti dugaan sebelumnya, tim SAR tidak lagi menemukan korban yang tertimbun runtuhan material masjid tersebut.
"Karena sudah terbukti tidak ada korban, maka operasi SAR di sektor Lading-Lading ini kami nyatakan selesai. Tim akan kami maksimalkan untuk membantu operasi di Dompu Indah besuk," ucapnya.
Dia menjelaskan, total tim gabungan yang terlibat dalam operasi sebanyak 181 personel. Mereka terdiri atas Basarnas, TNI, Polri, dan para potensi dari berbagai organisasi masyarakat. Operasi SAR dibagi dua sektor, masing-masing di Dusun Dompu Indah dan membongkar kubah Masjid Jabbal Nur di Lading-lading.
Di Dompu Indah tim SAR membawa peralatan ekstrikasi, alat proteksi diri (APD) masing-masing anggota, dan mesin penyemprot air (alkon). Tim juga mengerahkan alat konvensional seperti cangkul mengingat lokasi musibah tertimbun longsor.
"Lokasi kejadian memang cukup ekstrim. Tebing setinggi 30-an meter di pinggir dusun tersebut longsor dan menggerus tanah dan membentuk tebing vertikal. Jarak antara rumah warga dengan bibir tebing jurang yang sebelumnya berjarak 25 meter itu longsor hingga rumah warga yang menjadi korban berada persis di atas bibir tebing," ungkapnya.
Informasi dari keluarga korban dan kepala dusun serta masyarakat, ada empat korban yang diduga terbawa dan tertimbun tanah longsor tersebut. Keempat korban, sejak gempa pada Ahad (5/8) malam hingga saat ini tidak pulang dan dinyatakan hilang.