Jumat 10 Aug 2018 01:47 WIB

Pilihan Cawapres Jokowi Dinilai Amankan Jalan Pilpres 2024

Pemilihan Ma'ruf Amin menjadi jalan tengah yang dicari semua partai politik.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nur Aini
Capres petahana Joko Widodo (kanan) didampingi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) mengumumkan calon wakil presiden pendampingnya dalam Pilpres 2019, di Jakarta, Kamis (9/8). Joko Widodo mengumumkan KH Maruf Amin sebagai calon wakil presiden yang akan mendampinginya dalam Pilpres 2019.
Foto: Puspa Perwitasari/Antara
Capres petahana Joko Widodo (kanan) didampingi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) mengumumkan calon wakil presiden pendampingnya dalam Pilpres 2019, di Jakarta, Kamis (9/8). Joko Widodo mengumumkan KH Maruf Amin sebagai calon wakil presiden yang akan mendampinginya dalam Pilpres 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden pejawat Joko Widodo memilih Ma'ruf Amin untuk mendampinginya maju Pemilihan Presiden 2019. Pemilihan Ma'ruf Amin tersebut dinilai akan memberi jalan aman bagi politik Pilpres selanjutnya.

Pengamat Politik Handri Satrio menilai Joko Widodo memilih Ma'ruf Amin sebagai pasangan calon wakil presidennya karena lebih aman. Menurutnya, citra dekat dengan ulama bisa ia dapatkan dengan menggandeng Ma'aruf Amin.

"Jokowi tampaknya ingin sekali mencitrakan dirinya dengan Islam. Dan ingin sekali mencintrakan dirinya dekat dengan ulama," ujar Satrio saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (10/8).

Selain itu, jika dilihat dari sisi politik, Ma'aruf Amin dinilai paling aman. Ia tidak berasal dari partai manapun dan usianya tidak memungkinkan untuk kembali maju di kesempatan berikutnya.

"Ini memang paling aman bagi semua parpol dan utamanya Bu Mega," ujarnya.

Panggung pemilihan presiden dan wakil presiden 2024 nanti dinilai akan ada posisi kosong. Pemilihan Ma'ruf Amin menjadi jalan tengah yang dicari oleh semua partai politik.

Koalisi partai politik Jokowi percaya nilai elektabilitas Jokowi sudah tinggi. Mereka tidak perlu lagi berusaha keras untuk menaikkan hal tersebut.

"Mereka koalisi parpol percaya elektabilitas Jokowi sudah tinggi, jadi hanya perlu ditambah sedikit. Maka dipilih lah Maaruf Amin yang memang bisa mewakili ulama, merepresentasikan dan mencirikan dirinya dekat dengan ulama atau Islam. Tapi yang paling penting ya itu, aman, terutama untuk 2024 ini," ucapnya.

Mengenai suara pemilih, Satrio menganggap kubu Jokowi tidak lagi memperhatikan peluang pemilih milenial. Jokowi dinilai hanya fokus untuk memilih sosok yang menjadi titik tengah bagi tiap calon.

"Dia nggak lihat lagi pemilih milenial kalau dengan Ma'ruf Amin. Pemilih milenialnya berarti ya yang ada saja, sisanya dia ambil suara konservatif," ucap Satrio.

Sementara itu, Ma'ruf mengaku tidak menyangka akan dipilih Jokowi. Namun, menurutnya ketika diiminta untuk bangsa maka harus siap.

"Karena dipilih berarti saya harus siap mengabdi pada negara kan. Ulama itu kan kalau dibutuhkan, manfaat," ujar KH Ma'ruf kepada wartawan di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (9/8) malam. 

 

Dia mengatakan, sebelumnya memang kerap berdiskusi soal kebangsaan bersama Jokowi. Oleh karena itu, antara dirinya dan Jokowi menemukan banyak kecocokan. 

 

"Sebelumnya juga diskusi, biasa ngobrol tentang keutuhan bangsa. Jadi banyak akurnya dengan saya. Kita banyak cocoknya," ucapnya.

Baca: Partai Demokrat akan Gelar Rapat Majelis Tinggi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement