Kamis 09 Aug 2018 19:55 WIB

Ara dan Mahfud: Setali Nasib yang Terulang

Urungnya pencalonan Mahfud membuktikan Muhaimin Iskandar adalah politisi jempolan.

JAKARTA -- Ketum MUI, KH Ma'ruf Amin mendatangi Gedumg PBNU setelah ditetapkan sebagai Cawapres Jokowi, Kamis (8/9) malam.
Foto: Republika/Muhyiddin
JAKARTA -- Ketum MUI, KH Ma'ruf Amin mendatangi Gedumg PBNU setelah ditetapkan sebagai Cawapres Jokowi, Kamis (8/9) malam.

Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika

Sekitar empat tahun silam saat Jokowi akan menyusun kabinet persaingan politik saat riuh. Berbagai nama dijadikan calon menteri oleh berbagai sosok.

Yang paling heboh, pada saat terakhir sudah ada sosok calon menteri yang sowan ke Istana Negara. Banyak di antara mereka sudah datang dengan pakaian putih sebagai ciri orang yang akan ditunjuk menjadi anggota kabinet.

Yang paling unik, salah satu orang yang sudah 'hampir' pasti digadang jadi menteri adalah Mauarar Sirait. Sebagai anak muda, Ara (panggilan akrab Maurar Sirait) pintar, muda, dan keren. Khalayak pun terlanjur menganggap Ara pas jadi menteri.

Dan seolah 'kotak menemui tutupnya' (tumbu ketemu tutup, bahasa Jawa red) reaksi Jokowi yang saat itu baru saja diumumkan menjadi pemenang pemilu 2015 pun sambung. Ara pun sudah dipanggil dan datang ke Istana.

Pada detik terakhir Ara sudah ada di istana dan sudah mengenakan baju putih. Semua yakin anak lelaki putra politisi kawasan Sabam Sirait akan menduduki salah satu jadi anggota kabinet Jokowi.

Tapi celakanya, nasib Ara berkata lain. Entah mengapa Ara yang ada di dalam Istana, berbaju putih, dan siap menjadi menteri kala itu muncul pemandangan baru.

Tiba-tiba mendadak Presiden Joko Widodo keluar dari kompleks Istana Kepresidenan dengan berjalan kaki. Para wartawan yang sudah merubung Istana untuk mengikuti pelantikan menteri sempat tak 'ngeh'.

Mereka baru sadar sesaat kemudian dengan menerima kenyataan Ara urung jadi menteri. Jokowi rupanya mengantar politikus muda PDI Perjuangan ini ke dalam mobilnya untuk pulang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement