Kamis 09 Aug 2018 18:12 WIB

Hanafi: PAN Terbuka Dukung Sandiaga Jadi Cawapres Prabowo

PAN menerima Sandiaga menjadi cawapres asal sudah menjadi konsensus parpol koalisi.

Hanafi Rais
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Hanafi Rais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais mengatakan, partainya terbuka untuk mendukung Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden, asalkan sudah menjadi konsensus bersama empat partai politik koalisi. PAN ikhlas jika hal itu untuk kebaikan rakyat dan parpol koalisi.

"Kalau memang jatuh pilihan kepada Sandiaga Uno, kami tentu siap dengan konsensus tersebut," kata Hanafi di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8).

Hanafi mengatakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN merekomendasikan dua nama sebagai cawapres Prabowo yaitu Zulkifli Hasan dan Ustadz Abdul Somad. Namun menurutnya, partainya melihat bahwa ada kepentingan maslahat kalau memang Sandiaga Uno lebih bisa diterima seluruh parpol koalisi.

"Tapi kalau ikhtiar ini memang belum digariskan maka mana yang terbaik untuk seluruh partai koalisi dan rakyat serta umat itu yang menjadi keikhlasan untuk sama-sama berjalan dalam koalisi ini," ujarnya.

Dia mengatakan kalau nanti yang terjadi ada nama lain sebagai cawapres misalnya Sandiaga Uno atau kemungkinan putusan-putusan yang lain maka tentu itu menjadi hak veto yang dimiliki oleh ketua umum PAN. Jadi, setelah ini koordinasi akan terus dilakukan.

Baca juga: Soal Sandiaga Jadi Cawapres, Prabowo: Masih Proses

Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto enggan banyak berkomentar terkait peluang Sandiaga Uno menjadi calon wakil presiden yang akan mendampinginya di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Prabowo juga enggan mengungkapkan kapan deklarasi akan dilakukan.

"Prosesnya masih berjalan," kata Prabowo di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8).

Prabowo meminta masyarakat untuk bersabar terkait proses yang sedang berjalan hingga akhirnya nanti diumumkan sosok cawapres yang akan mendampinginya. Menurutnya, semua proses dalam demokrasi tidak mudah dan harus dijalani banyak musyawarah untuk mencapai kesepakatan. "Demokrasi itu tidak mudah, harus banyak musyawarah. Jadi kita santai saja," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement