Kamis 09 Aug 2018 14:13 WIB

Pilpres 2019, Diamnya Muhammadiyah: Teringat AR Fachruddin

Kalau hatimu dipenuhi cinta dunia, lalu di mana tempat Allah di hatimu?

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Mensesneg Pratikno (kanan), Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kiri) dan Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Y Tohari (kiri) bersiap memberikan sambutan ketika menutup Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Istana Negara, Jakarta, Senin (6/8).
Foto:
ng dengan Presiden Suharto di Istana Negara.PAK Fachruddin berbincang dengan Presoden

Hebatnya, berkah kisah ini buku tentang Pak AR yang ditulis Saefudin Simon laris manis. Dia kewalahan 'ngurus' pesanan karena bukunya tidak dijual lewat toko buku biasa. Meski begitu, dia sukses besar. Kisahnya tentang Pak AR Fachruddin pun kian melegenda. Di bukunya Simon (Pak AR memanggilnya dengan 'Mas Udin') menulis begini:

Namanya Abdul Rozak Fachruddin. Orang Yogya memanggilnya Pak AR. Tubuhnya gemuk, mukanya agak bundar. Suaranya berat, tapi enak didengar. Saya pernah kos di "rumah"-nya di Jl Cik Ditiro 19 A, selama hampir dua tahun.

Di awal-awal kos, sungguh aku tidak tahu siapa itu Pak AR. Saya nglamar kos di situ karena diberi tahu oleh sobat Ikhsan Haryono, mahasiswa matematika UGM, teman sekelasku.

Saya baru "ngeh" siapa itu Pak AR ketika Supodo--saat mahasiswa Fak Teknik Kimia UGM--memberi tahu siapa gerangan beliau.

Waktu itu saya tanya, kok banyak sekali kartu Lebaran dari orang besar sih Pak Podo, siapa sebenarnya Pak AR? Aku lihat di meja depan kamarku kartu Lebaran dari Pak Harto, Pak Wapres Umar Wirahadikusuma, Menteri Agama Alamsjah, Menteri Sosial, dan banyak lagi.

"Simon, Pak AR itu orang besar. Pak Harto saja sangat hormat kepada Pak AR," kata Pak Podo. Pak AR itu ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah--tambah Pak Podo.

Oh, saya baru tahu siapa Pak AR setelah pemberitahuan Pak Podo tersebut. Kenapa demikian? Karena keseharian hidup Pak AR sangat sederhana. Seperti orang biasa lainnya dan sama sekali tak memoles citra atau ingin memberi tahu kepada orang lain bahwa dirinya 'orang penting'.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement