REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Dessy Suciati Saputri, Mursalin Yasland
Bakal calon presiden (capres) pejawat Joko Widodo (Jokowi) memberikan kisi-kisi terkait sosok bakal cawapres pilihannya dalam pemiihan presiden 2019. Jokowi mengatakan, nama calon pengganti Jusuf Kalla itu berinisial M.
"(Nama) depannya pakai M," ujar Jokowi di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/8).
Sejumlah figur yang digadang-gadang menjadi bakal cawapres Jokowi memang banyak yang berinisial M. Beberapa di antaranya adalah mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amien, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, hingga Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Bahkan, wakil presiden saat ini pun namanya berawalan M, yakni Muhammad Jusuf Kalla.
Jokowi kemudian berseloroh, ada sosok lainnya juga yang berinisial M. "Mbak Puan juga M. Mas Airlangga juga M," kata Jokowi sambil bergurau.
Puan adalah ketua DPP PDI Perjuangan yang kini menjabat sebagai menko bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. Puan juga putri dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Sementara, Airlangga Hartarto adalah ketua umum DPP Partai Golkar yang saat ini duduk di kursi menteri perindustrian.
Saat terus ditanya terkait sosok yang bakal mendampinginya, Jokowi tetap melemparkan candaan. "Ya ada, misalnya. 'Misalnya' itu kan M juga," ujar dia lagi.
Saat dikonfirmasi di tempat terpisah, Mahfud MD enggan berspekulasi mengenai namanya yang santer diberitakan masuk sebagai kandidat cawapres Jokowi. Ia mengaku menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut kepada Jokowi untuk memilih pendampingnya dalam pilpres 2019 mendatang.
Mahfud juga tidak mau melontarkan jawaban ketika ditanya apakah dirinya sudah melakukan komunikasi dengan Jokowi atau belum. "Tunggu pengumuman saja. Pokoknya tunggu pengumuman dari Presiden," kata Mahfud di Yogyakarta.
Cawapres berinisial M juga dibenarkan Ketua Umum Partai Persatuan Bangsa Romahurmuziy lewat akun Twitter-nya. Dalam cicitannya, pria yang akrab disapa Rommy itu menyebut beberapa nama yang digadang-gadang sebagai cawapres Jokowi.
“Sejak beberapa saat yang lalu beredar bahwa cawapres @Jokowi berawalan M. Itu betul. Ma'ruf Amin, Muhaimin, Mahfud MD, Moeldoko, Mulyani, Mbak Susi, Mas Airlangga, bahkan M Romahurmuzy bisa juga," tulis Rommy.
Rommy mengatakan, kriteria bakal cawapres Jokowi merupakan sosok nasionalis-religius. Sosok tersebut juga dinilai memiliki pengalaman paling luas dalam segala ranah pemerintah. “Dia juga mewakili warna religiositas ormas Islam terbesar di Indonesia serta sudah malang-melintang dalam aneka jabatan publik sejak reformasi," ujar dia.
Yang pasti, kata Rommy, nama cawapres tersebut tidak akan keluar dari 10 nama yang saya pernah disampaikannya pada Juli lalu. "Selamat menebak," kata Romi.
Manuver PAN
Bila koalisi Jokowi sedang menunggu waktu mengungkapkan calon wapres, PAN justru sebaliknya. Partai biru ini terlihat gamang dalam tiga hari terakhir, apalagi setelah Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan bertemu dengan Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Zulkifli Hasan sudah beberapa kali bertemu dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto. Di sisi lain, PAN memiliki satu kader yang menjadi menteri di kabinet Jokowi-JK.
Kegamangan itu makin terlihat ketika PAN membatalkan acara rapat kerja nasionalnya yang dijadwalkan berlangsung Ahad kemarin, padahal rakernas akan membahas arah politik PAN.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, pasangan capres-cawapres yang akan diusung PAN akan ditentukan dalam rapat kerja nasional yang digelar hari ini. "Politik biasalah, muter-muter. Kalau saya, yang lain tidak setuju. Memang alot," kata Zulkifli Hasan di sela-sela penyambutan kirab obor Asian Games 2018 di Kota Bandar Lampung, Rabu (8/8).
Zulkifli belum bisa memastikan nama-nama yang akan diusung PAN pada pilpres mendatang, termasuk pilihan arah koalisi. Sebelumnya, Zulkifli pada Selasa (7/8) melakukan pertemuan dengan Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Pertemuan itu disinyalir sebagai kemungkinan PAN merapat ke kubu Jokowi. Setelah pertemuan itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, ada potensi koalisi Jokowi-JK bertambah satu partai lagi menjadi genap 10 partai.
Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo mengakui, PAN tidak ngotot menjadikan Zulkifli Hasan sebagai cawapres Prabowo. PAN menyatakan akan mendukung siapa pun cawapres terpilih asalkan memiliki elektabilitas tinggi dan dapat memenangkan kontestasi pilpres 2019.
"Cawapres yang penting peluang menangnya besar," kata Dradjad, Rabu (8/8). Dradjad masuk ke dalam gerbong yang mendukung PAN ke arah Prabowo Subianto.