REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak mengatakan, nama Ketua Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak disebut dan dibahas saat pertemuan antara Prabowo Subianto dan GNPF pada Senin (6/8) malam. GNPF masih menunggu pembicaraan di tingkat mitra koalisi parpol pendukung Prabowo terkait cawapres.
"(Kedekatan Prabowo-AHY) Wah itu enggak tahu saya, dan tidak membahas AHY sama sekali. Dan, Pak Prabowo tidak sebut-sebut AHY," kata Yusuf saat dihubungi, Selasa (7/8).
Yusuf menjelaskan, pertemuan rombongan pimpinan GNPF Ulama tersebut dalam rangka mempertegas sikap Prabowo terkait dua nama yang direkomendasikan di dalam ijtima ulama beberapa waktu lalu. "Kalau tidak mengambil doktor Salim, berarti bagaimana komunikasi dengan UAS. Nah, itu yang lagi dibicarakan di internal mereka dan partai koalisi. Itu saja yang dibicarakan nggak ada lagi," ujarnya.
Yusuf mengaku, saat ini GNPF masih menunggu pembicaraan di tingkat mitra koalisi partai. Ia berharap hasilnya bisa segera disampaikan dalam waktu dekat mengingat pendaftaran capres-cawapes tersisa tiga hari lagi. "Ya mesti paling enggak hari ini, besok. Sudah enggak ada lagi waktu," ucapnya.
Baca juga: Prabowo: Tolong Kasih Kesempatan Saya untuk Musyawarah
Sebelumnya pada Senin (6/8) kemarin, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu dengan tokoh dan pimpinan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama. Prabowo mengatakan, pertemuan tersebut merupakan bagian dari proses musyawarah terkait Pilpres 2019. Termasuk membahas nama-nama yang dikabarkan telah mengerucut menjadi dua nama bakal cawapres Prabowo.
"Tentunya, ini semua berharap ada keputusan. Tapi saya mengatakan, ini proses musyawarah berjalan. Kita terus mencari yang terbaik," kata Prabowo saat ditemui di kediamannya seusai pertemuannya dengan tokoh GNPF Ulama.
Prabowo mengaku, perlu mendengar dari berbagai kalangan, termasuk dengan GNPF Ulama. Ia menghargai rekomendasi ijtima ulama yang menghasilkan tiga nama kandidat capres-cawapres, yaitu Prabowo, Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri, dan penceramah Ustaz Abdul Somad. Kendati demikian, dia juga tetap harus bermusyarawah dengan partai.
"Saya sampaikan ke kawan-kawan, tolonglah kasih kesempatan ke saya untuk musyawarah dan mekanisme politik di Indonesia berjalan. Ini masalahnya kita menghargai semua masukan dari mana-mana," ujarnya menjelaskan.
Baca juga: Roy Suryo: Cawapres Prabowo Berinisial 'A'
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo mengatakan, calon wakil presiden (cawapres) yang akan maju mendampingi calon presiden Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2019 adalah berinisial 'A'. Ia mengatakan, cawapres berinisial A ini akan mendampingi Prabowo melawan Joko Widodo (Jokowi) yang didampingi cawapres berinisial ‘M’.
"Kalau di Pak Jokowi (cawapres) itu kan inisialnya M, kalau di Pak Prabowo inisialnya A," kata Roy Suryo ditemui seusai menjadi pembicara dalam sosialisasi Petani Go Online dan Agromap di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (7/8).
Meski menyebutkan inisial nama pendamping Prabowo, Roy Suryo belum dapat secara tegas membeberkan siapa pemilik inisial ‘A’. Roy Suryo juga enggan mengomentari ketika disinggung apakah inisial 'A' itu merujuk pada Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ia hanya tersenyum dan menyatakan inisial nama 'A' itu banyak. "Lho, A itu kan banyak. Makanya 'A' itu Abdul Somad bisa, Assegaf Salim bisa, Agus (Harimurti Yudhoyono) bisa, Anies (Anies Baswedan) bisa," ujarnya.
Baca juga: Ketum PAN: Cawapres Prabowo Sebaiknya dari Nonparpol