REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Tim SAR gabungan terus mencari korban di antara masjid di Lombok, di mana dikhawatirkan orang-orang masih terjebak akibat gempa besar yang terjadi pada Ahad (5/8). Gempa berkekuatan 7,0 skala richter ini telah menewaskan hampir 100 orang dan menyebabkan sedikitnya 20 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Masjid adalah satu dari ribuan bangunan di Lombok Utara yang rusak.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, Tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi korban tertimpa reruntuhan masjid di Desa Lading-Lading Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Dengan profesional mereka terus melakukan evakuasi di medan yang berat.
Setelah proses evakuasi, mereka berhasil mengeluarkan seorang korban dari reruntuhan masjid. Dalam video yang diunggah oleh Sutopo di akun Twitter, terlihat korban menangis haru saat berhasil dievakuasi oleh tim SAR. "Alhamdulillah ada korban yang bisa diselamatkan dari masjid yang roboh diguncang gempa 7 SR di Desa Lading-Lading Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Evakuasi masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. Semoga banyak yang bisa diselamatkan," ujar Sutopo, Selasa (7/8).
Hingga kini jumlah korban meninggal sudah mencapai 98 orang. Para petugas penyelamat meyakini jumlah korban akan meningkat seiring dengan proses evakuasi di reruntuhan bangunan.
Saat ini tim SAR dan media sedang memprioritaskan untuk menyediakan tempat berlindung bagi para korban, dengan gempa susulan terus mengguncang daerah itu. Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hingga Selasa (7/8) pukul 11.00 WITA, terjadi 238 kali gempa susulan.
"Sampai pukul 11.00 WITA tercatat sebanyak 238 gempa susulan. Dengan jumlah gempa bumi susulan yang dirasakan sebanyak 17 kali," ujar Kepala Humas BMKG, Harry Tirto.
Dampak gempa hari Ahad (5/8) ini jauh lebih besar daripada gempa yang melanda Lombok pekan lalu (29/7) yang menewaskan 16 orang.