Selasa 07 Aug 2018 09:55 WIB

Menko Puan Minta Percepat Penanganan Dampak Gempa di Lombok

Kemensos juga diminta menyediakan trauma healing untuk para korban selamat.

Menko PMK puan Maharani
Foto: istimewa
Menko PMK puan Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menyatakan turut berdukacita atas jatuhnya korban jiwa akibat gempa bumi yang terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Puan mengkoordinasikan percepatan penanganan dampak bencana, yang saat ini telah menerjunkan tim gabungan pusat dan daerah, terdiri dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI atau Polri, dan Pemerintah Daerah.

“Saya turut berdukacita atas jatuhnya korban jiwa akibat gempa di NTB yang terjadi hari Minggu 5 Agustus 2018. Semoga seluruh masyarakat NTB diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk menghadapi ujian ini” ujar Menko Puan melalui siaran persnya, Selasa (7/8).

Selain upaya pencarian korban, evakuasi dan penyelamatan korban, Menko PMK menyatakan bahwa telah dibuka Rumah Sakit Lapangan yang memberikan layanan 24 jam di beberapa kota (Mataram, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Utara dan Lombok Tengah). Juga telah dilakukan pembangunan tenda pengungsian dan penyaluran logistik.

Ditambahkannya, pemerintah juga menyediakan pusat trauma healing kepada para korban selamat di pengungsian. “Saya sudah minta agar Kemensos menyediakan trauma healing dan Ahad (5/8) malam, telah diberangkatkan Tim Layanan Dasar Psikososial dari Kemensos yang bergabung dengan Tim Psikososial Mabes TNI yang sudah tiba sebelumnya”, ujar Menko PMK.

Menko Puan menyatakan pihaknya  terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait agar memberikan pelayanan dan penanganan bagi para korban dengan cepat sesuai kebutuhan dan kondisi di lapangan. “Saya terus koordinasikan penanganan korban bencana gempa bumi yang terjadi di NTB dan telah memerintahkan lembaga terkait baik di pusat maupun di daerah untuk  memberikan bantuan yang cepat bagi para korban”, tambah Menko Puan.

Mengingat saat ini musim kemarau dan pasokan air minum di pengungsian terbatas, Menko Puan memerintahkan agar segera dikerahkan mobil unit tangki air bersih dan pemasangan tandon air di pusat pengungsian dan rumah sakit lapangan. Selain itu, dalam beberapa hari ke depan akan ditambah tenda pengungsi, selimut, tambahan dapur umum, dan genset untuk penerangan. Terakhir, Menko PMK meminta agar Kemendikbud memastikan layanan pendidikan khusus selama dalam pengungsian bagi korban usia sekolah dapat berjalan baik.

Sebelumnya, gempa mengguncang wilayah NTB sebanyak dua kali, yaitu pertama pada 29 Juli 2018 dengan kekuatan 6,4 Skala Richter dan kedua pada Ahad 5 Agustus 2018 pukul 18.46 WIB dengan kekuatan 7.0 Skala Richter pada kedalaman 15 kilometer. Gempa mengguncang wilayah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat yang diikuti dengan beberapa gempa susulan.

Akibat gempa ini, BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait potensi tsunami yang saat ini telah dicabut. Gempa menyebabkan setidaknya 91 korban meninggal dunia, 209 korban luka-luka dan ribuan warga lainnya dievakuasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement