Senin 06 Aug 2018 20:37 WIB

Politikus Demokrat Tantang Siapa Pun Berdebat dengan AHY

Politikus Demokrat mengundang siapa pun yang meragukan kemampuan AHY untuk berdebat.

Rep: Ali Mansur/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan orasi politik di Jakarta, Jumat (3/8).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan orasi politik di Jakarta, Jumat (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrat Andi Arief mengundang siapapun yang meragukan kemampuan dan intelektualitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dalam akun Twitter resminya, Andi Arief menantang siapa pun untuk berdebat dengan Komando Tugas Bersama (Kogama) Partai Demokrat itu.

"Hak siapa pun untuk menganggap remeh kemampuan dan intelektualitas AHY. Saya mengundang siapa pun yang ragu itu untuk bertemu AHY dan berdebat dengan dia. Dari yang seumuran maupun yang lebih tua, termasuk yang merasa lebih hebat silakan datang. Waktu kapan saja," kata Andi Arief menegaskan dalam akun Twitter-nya, Senin (6/8).

Tidak hanya diundang bagi mereka yang meremehkan kapasitas AHY, tapi juga siap memfasilitasi siapa pun yang ingin menjajal kemampuan dan intelektualitas putra mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui debat dengan tema apa pun. Bahkan, kata Andi, bisa menggunakan bahasa Indonesia, Inggris, dan juga Mandarin dalam berdebat nanti.

Selanjutnya, secara terbuka Andi juga menyebut sejumlah nama untuk adu debat dengan AHY terkait geopolitik. Ia mengatakan, debat dengan AHY boleh dilakukan secara tertutup atau terbuka.

AHY sendiri tengah bersaing dengan sejumlah nama, seperti Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Assegaf dan Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk dipilih sebagai cawapres pendamping Joko Widodo. Namun, Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus ayah dari AHY, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menegaskan bahwa AHY sebagai cawapres bukan harga mati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement