REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ratusan tumpeng akan dihadirkan dalam acara Tumpengan Pancasila dan Dhahar Kembul bersama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Wakil Gubernur DIY Paku Alam X secara lesehan di kawasan Malioboro, Yogyakarta, yang berlangsung Selasa (7/8). Sampai saat ini sudah terkumpul 240 buah tumpeng.
Koordinator kegiatan Dhahar Kembul, Widihasto Wasana Putra, menyatakan tumpeng-tumpeng tersebut merupakan sumbangan dari berbagai lapisan masyarakat. Mulai perorangan, warga perdesaan, kampung, pedagang kaki lima, juru parkir, kusir andong, UMKM, rumah ibadah, instansi pemerintah, perbankan, dan kalangan industri. "Ini suatu respons yang luar biasa," katanya, dalam jumpa pers di Kepatihan Yogyakarta, Senin (6/8).
Menurut Hasto, tumpeng dipilih karena mencerminkan filosofi luhur budaya Jawa Manunggaling Kawula Gusti dan Sangkan Paran ing Dumugi (asal dan tujuan hidup seorang manusia, red.).
Ia menambahkan, kehadiran gubernur dan wakil gubernur bersama jajaran Forkominda dan tokoh masyarakat duduk lesehan di Malioboro dhahar kembul bersama masyarakat adalah bentuk nyata golong gilig antara pemimpin dan masyarakat.
"Harapannya pemimpin semakin dapat memahami dan mewujudkan amanat hati nurani rakyat," ujàrnya.
Menurut Hasto, kegiatan yang dilaksanakan Selasa (7/8) dimulai sekitar pukul 15.00 -18.00 WIB diawali pengumpulan tumpeng di Bale Tanjung kompleks Kepatihan. Kemudian panitia dan relawan termasuk Pramuka membawa tumpeng yang dibagikan di 17 titik sepanjang Malioboro.
Pemotongan tumpeng diawali oleh Gubernur DIY di gerbang barat Kepatihan. Dhahar kembul dilakukan di jalan sepanjang Malioboro. Sehingga selama acara berlangsung Malioboro ditutup untuk kendaraan. Acara diakhiri dengan pentas seni pertunjukan.
Hasto menambahkan semua kegiatan bulan Pancasila difokuskan kepada generasi muda tujuannya agar kesadaran ber-Pancasila tumbuh dan mengakar kuat di kalangan generasi muda.
"Bulan Pancasila ini bukan dalam konteks dukung mendukung pemilihan capres dan cawapres tetapi lebih memperluat ideologi Pancasila agar semakin kuat. Karena itu panitia sudah mempertegas agar peserta tidak boleh mengenakan atribut parpol atau capres dan cawapres," katanya.
Bulan Pancasila ini merupakan sinergi-kolaborasi lintas kalangan antara Keluarga Alumni Gadjah Mada, Ikatan Alumni UII, Kwarda Pramuka DIY, Eksis Komunika, Sekber Keistimewaan DIY didukung Pemda DIY, PT Astra Tbk, Pusat Studi Pancasila, hingga PKK DIY.
Ketua Kwarda Pramuka DIY, GKR Mangkubumi, mengatakan pihaknya nyengkuyung kegiatan Bulan Pancasila tersebut. "Semoga semakin kuat dan kokoh dalam nyengkuyung keistimewaan DIY," ujar dia.