REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau mencatat sedikitnya sudah terjadi 8 gempa bumi yang mengguncang pesisir barat Sumatra Barat sejak Ahad (5/8) sore.
Meski tidak berpotensi tsunami, namun gempa bumi sempat membuat warga Tuapejat, Sipora Utara di Kepulauan Mentawai berhamburan ke luar rumah. Sebagian kecil warga Kota Padang juga melaporkan ikut merasakan getaran gempa.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai menyebutkan, hingga pukul 18.00 WIB belum menerima laporan kerusakan bangunan akibat gempa bumi. Berdasarkan rangkuman BMKG, gempa bumi pertama terjadi pada pukul 15.56 WIB dengan magnitudo 5,2 Skala Richter (SR).
Gempa ini berpusat pada jarak 38 kilo meter (km) sebalah barat daya Kepulauan Mentawai dengan kedalaman hiposenter 22 km. Getaran gempa bumi ini dirasakan hingga ke Kota Padang.
"Cukup terasa meski tidak sekencang gempa di Solok. Warga juga tidak panik," ujar Tutut (33 tahun) salah satu warga Padang yang merasakan getaran gempa, Ahad (5/8).
Gempa bumi kedua terjadi pada pukul 16.14 WIB dengan pusat gempa terletak di titik 60 km sebelah barat daya Bengkulu bagian utara dan kedalaman gempa 12 km. Sementara itu, gempa bumi ketiga terjadi pada pukul 16.40 WIB dengan magnitudo 4,4 SR. Episenter gempa terletak pada jarak 114 km tenggara Kepulauan Mentawai dengan kedalaman 45 km.
Tak lama berselang, gempa keempat terjadi pada 16.49 WIB dengan kekuatan M 4,0 SR. Pusat gempa berada pada jarak 116 km tenggara Kepulauan Mentawai dengan hiposenternya 30 km. Gempa bumi selanjutnya terjadi pada pukul 16.51 WIB dengan jarak episenter 36 km barat daya Kepulauan Mentawai dan kedalaman 67 km.
Gempa bumi keenam berkekuatan 4,7 SR berpusat pada jarak 99 km tenggara Kepulauan Mentawai dan kedalaman 13 km. Gempa bumi terakhir juga dirasakan cukup kencang hingga Kota Padang. Gempa bumi ketujuh berkekuatan M 3,2 SR pada pukul 19.17 WIB dengan pusatnya pada jarak 11 km timur laut Padang Panjang dan kedalaman hiposenter 10 km.
Terakhir, gempa bumi dengan magnitudo 3,9 SR terjadi pada pukul 20.41 WIB pada jarak 34 km timur laut Pasaman Barat dengan kedalaman 10 km.
Sebelumnya, Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kepulauan Mentawai, Yunardi Wanto, menyebutkan bahwa getaran gempa dirasakan warga selama beberapa detik. Pihaknya kini sedang menghimpun data kerusakan yang berpotensi terjadi di setiap kecamatan.
"Kami cek di Sipora tidak ada kerusakan. Kami masih melakukan pengumpulan informasi dari seluruh Kecamatan. Untuk sementara, tidak ada kerusakan," katanya.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan bahwa dilihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa Mentawai ini termasuk klasifikasi gempa dangkal yang disebabkan aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Sumber gempa berada di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang landai dan dangkal di Samudra Hindia sebelah Barat Sumatra.
Rahmat menyebutkan, konvergensi kedua lempeng itu membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi sangat aktif di wilayah Sumatra. Hasil analisis mekanisme sumber oleh BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu penyesaran naik (thrust fault).
"Tapi tidak berpotensi tsunami. Kami imbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Rahmat.
Sementara untuk gempa bumi yang berpusat di darat, seperti yang terjadi di Padang Panjang, BMKG belum memberikan analisisnya.