REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj, menegaskan kembali sikap PBNU yang memihak manfaat bagi rakyat dalam merespons keluhan beberapa orang yang pertengahan Juli lalu mendatangi markas PBNU. Mereka mengaku mewakili warga sekitar tambang Tumpang Pitu, Banyuwangi.
"Bagaimanapun PBNU berpihak kepada rakyat. Jika usaha tersebut membawa manfaat untuk masyarakat sekitar, maka PBNU mendukung," kata Ketum PBNU usai peluncuran Said Aqil Institute, Kamis (2/8) lalu.
“Yang pasti kita mendukung untuk kemaslahatan masyarakat sekitar, " ujar Kiai Said selepas menghadiri suatu acara di Hotel Arya Duta Jakarta malam itu.
Menurut Kiai SAS, untuk memastikan maslahat tambang tersebut bagi rakyat harus dilakukan pengecekan lapangan di Banyuwangi. Sebelumnya Wakil Sekjen PBNU Masduki Baidlowi mengatakan, pengecekan dan klarifikasi ke lapangan dibutuhkan agar PBNU mengetahui duduk permasalahan yang sebenarnya. Sekaligus mendapatkan informasi dan data yang lebih akurat dan komprehensif.
"PBNU tidak ingin gegabah, karena ini terkait hajat hidup orang banyak, baik dari sisi karyawan perusahaan maupun masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi penambangan," kata Masduki. "Untuk memastikan apakah tambang Tumpang Pitu mudhorot atau justru bermanfaat, PBNU memiliki prosedur. Di antaranya, melakukan kroscek ke lapangan,” tuturnya menambahkan.