Ahad 05 Aug 2018 15:31 WIB

Sukabumi Promosikan Wisata Lewat Sirkuit Motorcross

Pagelaran Bupati Sukabumi Cup mampu menarik 346 crosser dari berbagai daerah

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Para pembalap motocross tengah mengikuti lomba Grasstrack Bupati Cup di Sirkuit Karang Para, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi Sabtu (4/8). Lokasi sirkuit baru tersebut diharaokan mendongkrak wisata Sukabumi.
Foto: Riga Nurul Iman/REPUBLIKA
Para pembalap motocross tengah mengikuti lomba Grasstrack Bupati Cup di Sirkuit Karang Para, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi Sabtu (4/8). Lokasi sirkuit baru tersebut diharaokan mendongkrak wisata Sukabumi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat kini memiliki sirkuit motocross baru di Desa Kebon Manggu, Kecamatan Gunuungguruh. Keberadaan sirkuit yang diberi nama Karang Para ini untuk mendongkrak sektor pariwisata di Sukabumi. 

Sirkuit Karang Para ini untuk pertama kalinya dijadikan ajang perlombaan Grasstrack Bupati Sukabumi Cup seri tiga 2018 pada 4-5 Agustus 2018. Perlombaan tersebut diiikuti oleh ratusan pembalap dari berbagai daerah di Jawa Barat dan Banten.

"Sirkuit Karang Para ini untuk mempromosikan kawasan wisata alam Karang Para di Sukabumi," ujar Kepala Desa Kebon Manggu Rasnita Diharja yang menggagas pembangunan sirkuit kepada Republika.co.id, Ahad (5/8). Sebelumnya wisata alam Karang Para yang berada di perbukitan ini menyajikan pemandangan wisata alam Sukabumi dari ketinggian.

Di obyek wisata ini juga terdapat bebatuan atau karang yang unik dan menarik untuk dilihat. Sehingga tempat tersebut seringkali dikunjungi wisatawan untuk berswafoto atau selfie.

Menurut Rasnita, dengan hadirnya sirkuit maka potensi wisatawan yang berkunjung akan semakin besar. Ia mencontohkan pada kegiatan  Grasstrack Bupati Sukabumi Cup seri tiga 2018 ini saja dihadiri sebanyak 346 orang peserta dari berbagai daerah. 

Para peserta tidak hanya dari Sukabum melainkan dari Tasikmalaya, Garut, Bandung, Bogor, Depok, dan Banten. Jumlah tersebut belum ditambah kru pembalap dari berbagai klub dan penonton dari Sukabumi dan daerah sekitarnya.

Sebenarnya ungkap Rasnita, perlombaan motocross di Karang Para sudah penah dilakukan pada 1998 lalu. Namun pada waktu itu sirkuit hanya digunakan sekali dan tidak diteruskan. Kini pemerintah akan mempatenkan sirkuit tersebut untuk dijadikan tempat perlombaan motocross secara rutin. 

"Selain promosi wisata, sirkuit ini juga untuk menggali bibit muda pembalap dari Sukabumi," imbuh Rasnita. Harapannya para generasi muda yang memiliki bakat untuk membalap bisa berlatih dan bertanding di sirkuit Karang Para. Nantinya mereka akan mewakili Sukabumi di pentas provinsi maupun nasional.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami menambahkan, saat ini di Karang Para bukan hanya terdapat wisata bebatuan dan pemandanagan alam yang indah namun juga telah dibagun sirkuit untuk para crosser. "Sarana ini sebagai salah satu cara untuk meningkatan kesejahtraan masyarakat," cetus dia.

Marwan berharap pembangunan kawasan Karang Para kedepan bisa menumbuhkan dampak ekonomi masyarakat yang lebih baik. Kawasan tersebut juga dapat menjadi tempat edukasi dan memberikan nilai kenyamanan ketika orang berekreasi.

Selain motorcross ujar Marwan, kawasan Karang Para cocok untuk menjadi tempat wisata paralayang. Di mana tempat ini berada pada perbukitan yang ideal untuk aktivitas paralayang.

Pengurus Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jawa Barat Engkus Kaspul Anwar mengatakan, IMI sangat mendukung terhadap hadirnya sirkuit motocross di Sukabumi. "Bakat generasi muda yang suka balapan nantinya bisa tersalurkan di sini," ujar dia.

Sehingga kata Engkus, bagi pemuda yang balapan di jalan raya atau yang tidak ada rekemondasi diimbau untuk mengalihkannya ke sirkuit. Namun keberadaan Sirkuit Karang Para di Sukabumi harus dibenahi agar layak dalam menyelenggarakan perlombaan. 

Misalnya lebar lintasan yang dinilai masih kurang sementara panjang lintasan sudah memenuhi syarat. Upaya pembenahan ini melibatkan sejumlah elemen terkait misalnya pemerintah daerah, sponsor, IMI dan penyelenggara perlombaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement