REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah organisasi masyarakat (ormas), LSM dan tokoh yang tergabung dalam Ki Sunda menyodorkan dua nama asal Jawa Barat untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) 2019. Dua nama itu adalah Ahmad Heryawan (Aher) dan Yuddy Chrisnandi.
Pengumuman kedua nama tersebut dibacakan oleh salah seorang tokoh Noery Ispandji Firman melalui Pesan Politik Sunda Ki Sunda Untuk Indonesia, di Halaman Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung, Ahad (5/8). Acara itu pun, dihadiri oleh seratusan orang perwakilan ormas, lsm dan tokoh Jabar.
Menurut Noery, kedua nama tersebut muncul setelah melalui proses cukup panjang oleh tokoh Ki Sunda di Jabar dan Banten. Pihaknya menilai, warga Sunda yang merupakan suku terbesar kedua di Indonesia selama ini jauh dari rasa keadilan dan kesetaraan. Sehingga melalui momen Pilpres 2019, Ki Sunda menyodorkan dua nama sebagai kandidat Cawapres 2019.
"Warga Sunda bertekad untuk mendorong NKRI yang lebih maju berpijak pada empat pilar kebangsaan, lebih beradab, berkeadilan serta menjunjung tinggi martabat dan kesetaraan antar suku bangsa," ujar Noery saat membacakan pesan politiknya.
Noery mengatakan, demi eksistensi dan harkat martabat warga Sunda, maka pihaknya mengusung dan mengusulkan kepada koalisi Capres yakni dua nama tokoh yang patut menjadi Cawapres pendamping di 2019. "Warga Sunda berketetapan hati untuk mengusung dan mengusulkan pada Capres mendatang dua potensi pejuang Ki Sunda sebagai Cawapres yakni Ahmad Heryawan dan Yuddy Chrisnandi," katanya.
Noery mengatakan, dari sekian banyak tokoh di Jabar dan Banten dua nama tersebut adalah yang paling cocok dan memiliki kemampuan untuk bertarung di Pilpres 2019. Karena, Aher merupakan Gubernur Jabar dua periode yang telah tiga kali WTP dan meraih banyak penghargaan. Sementara Yuddy adalah tokoh nasional yang muda, berani dan punya sikap juga sekarang mengemban tugas sebagai Dubes Ukraina.
Selain faktor tersebut, kata dia, keduanya juga dianggap sebagai cerminan dua poros berbeda yang saat ini sudah terbentuk. Sosok Aher dianggap kental dengan poros Prabowo sementara Yuddy bersama poros Joko Widodo. "Kami di sini tidak melihat siapa ada di kubu siapa. Tapi kami melihat tokoh ini mewakili dua kubu berbeda yang sudah seharusnya menjadi Cawapres 2019," jelas Noery.
Noery menjelaskan, usulan ini muncuk karena apa yang diperoleh oleh warga Sunda selama ini terasa jauh dari rasa keadilan dan kesetaran. Pemerataan dan kenikmatan pembangunan seperti tidak memihak kepada warga Sunda khususnya yang menetap di wilayah utamanya yakni Jawa Barat dan Banten.
Selain itu, kata dia, apresiasi para elite politik dan pemegang kekuasaan di pusat pun sepertinya tidak lagi proporsional dengan apa yang telah diberikan warga Sunda. Bagai sebuah konspirasi elite yang menafikkan eksistensi dan harga diri Ki-Sunda, para elite seperti mengabaikan para tokoh dan potensi Ki-Sunda dalam kesempatan menempati posisi yang memungkinkan Ki-Sunda ikut mengelola dan berjuang demi kepentingan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Oleh karena itu, kata dia, melalui momentum Demokrasi terkait Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik dan wakil Presiden Republik Indonesia pada 2019 yang prosesnya berawal dari pencalonan Presiden dan wakil Presiden yang dimulai dalam waktu dekat ini. Maka, seluruh warga dan pejuang Ki-Sunda di Jawa Barat Banten dan seluruh pelosok menyampaikan pesan kepada siapa pun yang menyatakan dirinya siap bertarung di Pemilihan Presdien mendatang.
Pesan tersebut, kata dia, adalah pertama Warga Sunda bertekad untuk mendorong NKRI yang lebih maju berpijak pada 4 pilar kebangsaan, lebih beradab, berkeadialan serta menjungjung tinggi martabat dan kesetaraan antar-suku bangsa.
Kedua, kata dia, Warga Sunda siap mendukung dan mensukseskan Pemilihan Presiden 2019 yang jujur, adil dan transparan. Ketiga, Warga Sunda siap mendukung dan memilih calon presiden 2019 yang memiliki kesungguhan komitmen dan keberpihakan pada rakyat Indonesia khususnya keberpihakan kepada warga Sunda.
"Demi eksistensi dan harkat martabat KI-Sunda dengan tawadhu warga Sunda berketetapan hati untuk mengusung dan mengusulkan kepada para Calon Presiden mendatang dua potensi pejuang Ki-Sunda. Yakni Pak Aher dan Kang Yuddy," tegasnya.
Baca juga: PKS tidak Abaikan Aher
Ahmad Heryawan masuk dalam sembilan nama yang direkomendasi Majelis Syuro PKS untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Direktur Pencapresan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Suhud Aliyudin menegaskan, pihaknya tidak mengabaikan nama mantan gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres).
Nama Aher seolah meredup setelah hasil ijtima ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama merekomendasikan nama Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Ustaz Abdul Somad (UAS) sebagai cawapres. Padahal, dari hasil survei internal PKS, nama Aher paling dominan dibandingkan nama lain.
"Hasil ijtima ulama dengan hasil internal PKS itu kan dua hal yang terpisah. Kami tetap memperjuangkan sembilan nama yang di dalamnya ada Kang Aher juga ada Pak Salim Assegaf. Jadi, kami tidak sama sekali mengabaikan Kang Aher," ujar Suhud menjelaskan, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (1/8).