Sabtu 04 Aug 2018 01:55 WIB

Ganjar: Tukang Fitnah Jadi ‘Profesi Baru’

Ganjar mengajak masyarakat menggunakan internet secara sehat.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah)
Foto: Antara/Wibawa Armando
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan tukang fitnah sekarang ini menjadi semacam ‘profesi baru’. Ia mengatakan fenomena tukang fitnah ini muncul terutama menjelang pesta demokrasi, seperti pemilihan kepala daerah.

"Fitnah ini jadi 'profesi baru'. Setelah pemilihan gubernur (Pilgub Jateng 2018, red.), saya tunggu-tunggu fitnahnya tidak muncul lagi," katanya, di Semarang, Jumat (3/8_, disambut tawa para hadirin.

Hal tersebut disampaikan politikus PDI Perjuangan itu, saat membuka Musyawarah Wilayah Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jateng 2018 yang berlangsung di Hotel Po Semarang. Dia meminta jajaran pemerintah provinsi untuk membuat akun media sosial (medsos) guna menampung keluhan dari masyarakat.

Ia mengatakan adanya akun media sosial agar pengaduan bisa segera ditindaklanjuti secara lebih cepat. "Saya edukasi semua untuk buat akun medsos, sebarkan nomor telepon. Tetapi, sebagian keluhan mereka tidak jujur. Apalagi yang disampaikan lewat medsos, apalagi (akun, red.) anonim," katanya.

Secara umum, kata dia, evaluasi terhadap jajaran dinas sebagai organisasi perangkat daerah (OPD) seiring penggunaan teknologi informasi dalam merespons informasi membanggakan sehingga patut diapresiasi. Dia mengakui perkembangan teknologi yang sedemikian pesat ternyata bisa mengubah masyarakat, seperti sekarang ini yang begitu mudah mereka dikumpulkan oleh teknologi, seperti jaringan WiFi.

Di mana tempat yang memiliki WiFi, kata dia, menjadi tempat berkumpul orang, termasuk perkembangan informasi yang awalnya sebatas tulisan, kemudian gambar, dan sekarang ini yang tren adalah video atau gambar bergerak. "Akan tetapi, yang menakutkan, seperti fitnah, serem, ngapusi (menipu), juga terjadi. Makanya, saya dorong APJII di samping sebagai fasilitator, juga menjadi relawan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi)," katanya.

Ia mengajak masyarakat menggunakan internet secara sehat. "Semua sudah menyiapkan betul-betul perpindahan teknologi audio visual ini. Saya berpesan mari berinternet sehat, tidak hoaks, tampilkan prestasi. Ini yang kami dorong terus, kami pacu," kata Ganjar.

Ketua Umum APJII Jamalul Izza membenarkan pentingnya kampanye internet secara sehat untuk mengantisipasi merebaknya berita hoaks seiring dengan meluasnya penggunaan gawai sekarang ini. "Kami punya program Internet Bersama (Bersih, Selektif, Nyaman) untuk memfilter konten negatif dan support konten-konten positif. Salah satunya, kami sudah lakukan filtering," katanya.

APJII juga menggelar pemilihan Miss Internet Indonesia yang sudah berjalan sejak 2017. Pada tahun ini, APJII sedang dalam proses pemilihan untuk membantu mengampanyekan internet sehat.

"Untuk mengampanyekan internet tidak hanya di kota saja, tetapi di desa juga. Bagaimana internet antihoaks, sebab gadget di daerah pinggiran kan bisa digunakan di mana-mana," katanya.

Bahkan, kata dia, pernah terjadi suatu kasus ada siswa SMA yang diberi gawai oleh orang tidak dikenal ketika berada di kantin. Selain itu, setiap hari, mereka dikirimi pulsa senilai Rp 150 ribu.

"Tugasnya cuma satu, meng-upload hoaks. Jadi, dia dikasih handphone, kemudian upload berita-berita yang didapat dari orang tersebut untuk dikirimkan ke WhatsApp, dan sebagainya," kata Izza.

Dalam Muswil APJII Jateng, kandidat pejawat Priyo Suyono kembali terpilih sebagai Ketua Pengurus Wilayah (Pengwil) APJII Jateng untuk periode 2018-2021 atau periode kedua. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement