Jumat 03 Aug 2018 20:32 WIB

Gerindra yakin Massa PA 212 tak Tinggalkan Poros Prabowo

Politikus Gerindra yakin massa PA 212 menerima siapapun cawapres Prabowo.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria yakin massa persaudaraan alumni 212 dan GNPF ulama akan memahami pilihan koalisi nantinya terkait calon wakil presiden. Riza percaya massa tidak akan tinggalkan poros Prabowo, termasuk jika pilihan tersebut tidak sesuai rekomendasi forum ijtima GNPF ulama yang merekomendasikan dua nama yakni Salim Segaf Al Jufri dan Ustadz Abdul Somad.

"Enggak begitu, umat kan memahami betul, ulama memahami betul mana yang terbaik. Semua yang kita putuskan juga kita koordinasikan, kita konsultasikan dengan ulama, dengan umat, dengan semua elemen bangsa," ujar Riza saat hadir dalam diskusi di PARA Syindicate di Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (3/8).

Menurut Riza, koalisi partainya tentu memperhatikan dan mempertimbangkan rekomendasi ijtima ulama GNPF tersebut dalam proses pembicaraan cawapres dengan mitra koalisi. Namun jika nama yang menguat dalam proses pembicaraan di luar dua nama tersebut, maka nama tersebut akan dikembalikan ke para ulama.

"Nanti kita kembalikan kepada ulama kalau memang nama-nama yang menguat di luar nama dua itu tentu kita akan kembalikan ke ulama," katanya.

Riza mengungkap saat ini poros Prabowo masih terus menggodok nama nama untuk cawapres. Dari nama yang diajukan partai maupun non partai seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Salim Segaf Al Jufri, Zulkifli Hasan dan Ustad Abdul Somad memiliki peluang yang sama. "Semua menjadi prioritas. Ya semuanya punya peluang sama," ucapnya.

Menurutnya, banyak pertimbangan untuk memilih satu dari semua nama tersebut. Karenanya butuh waktu untuk akhirnya Prabowo memutuskan siapa sosok cawapres tersebut. Ia pun membantah jika disebut koalisi Prabowo menemui jalan buntu.

"Banyak faktor yang harus diperhatikan. Enggak  mentok, semua jalan terus. Kan harus disisir satu-satu, harus dihitung satu satu, karena nama ini keluar dari partai-partai pendukung kan harus dihormati, tidak bisa langsung diputuskan tidak," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement