REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menepis isu akan adanya poros ketiga yang dibentuk PKB. Ia menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu menjalin komunikasi intensif dengan partai pendukung pemerintah, termasuk PKB.
"Oh, tidak ada. Itu kan semua partai sudah bertemu dengan Presiden. Pertemuannya sangat baik dan solid," kata dia kepada wartawan, Jumat (3/8).
Kemungkinan terbentuk poros ketiga yang dibentuk PKB hadir setelah partai berlambang peta Indonesia itu menjadwalkan pertemuan dengan para kiai pada Sabtu (4/8) besok. Pertemuan itu dimaksudkan untuk meminta rekomendasi ulama dalam ajang Pilpres 2019.
"PKB juga bertemu denga kiai itu bagus. Karena PKB itu sejarahnya tak terlepas dari NU," ujar Hasto.
Menurut dia, pertemuan dengan ulama termasuk bagian dari demokrasi yang mengedepankan musyawarah. Pasalnya, ia menambahkan, dialog dengan para kiai dan meminta persetujuan merupakan hal yang positif.
"Itu kan demokrasi berdasarkan muyawarah, di mana kita mendapatkan arahan dari ulama dan kiai. Itu suatu hal yang positif," katanya.
Wakil Sekretaris Jenderal PKB Jazilul Fawaid menyebut, koalisi Jokowi sudah hampir matang untuk menghadapi Pilpres 2019. Ini berbeda dengan koalisi penantang, yakni Prabowo Subianto.
Menurut Jazilul, koalisi Prabowo belum berbentuk sama sekali meskipun banyak manuver atau pertemuan antara partai di koalisi tersebut. Bahkan, ia mengatakan, hingga saat ini koalisi tersebut belum pasti.
"Ada pertemuan-pertemuan, tetapi nggak ada bentuknya sampai hari ini," ujar Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/8).
Jazilul mengatakan, kubu Prabowo tampaknya masih bimbang dalam menentukan cawapres. Apalagi, masing-masing partai menginginkan kadernya dipilih sebagai cawapres.
Selain itu, ada rekomendasi forum Ijtima GNPF Ulama yang menyarankan Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri dan Ustaz Abdul Somad sebagai cawapres. Sementara, Prabowo juga dihadapkan pada tantangan agar pasangannya mampu memberikan kemenangan.
"Mencari bentuk untuk menang karena Pak Jokowi ini kuat, jadi mencari bentuk untuk menang," kata Jazilul.