Rabu 01 Aug 2018 14:54 WIB

PKS Sebut Prabowo Blunder Jika tak Pilih Cawapres dari PKS

Prabowo sedanhg mempertimbmangkan nama-nama cawapres yang masuk.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bergandengan tangan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kiri) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri (kanan) seusai melakukan pertemuan di DPP PKS, Jakarta, Senin (30/7).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bergandengan tangan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kiri) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri (kanan) seusai melakukan pertemuan di DPP PKS, Jakarta, Senin (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Pencapresan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Suhud Aliyudin menilai Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertindak blunder jika tidak memilih calon wakil presiden (cawapres) dari PKS. Ia pun yakin bahwa peluang PKS mendapatkan kursi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi mantan Danjen Kopassus tersebut.

"Backbone koalisi ini adalah PKS, Gerindra, proses komunikasi politik antara  PKS dan Gerindra sudah cukup panjang dan sudah cukup mengerti," kata Suhud kepada wartawan, Rabu (1/8).

Selain itu Suhud juga menjelaskan bahwa sebelumnya sudah ada kesepakatan antara kedua partai tersebut bahwa presiden berasal dari Partai Gerindra yaitu Prabowo, dan cawapres dari PKS yang merupakan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufrie. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut ia berpandangan Prabowo akan blunder jika tidak memilih cawapres dari PKS.

Baca juga: SBY-Prabowo Bersepakat Kala AHY Mulai Berpikir Realistis

Ditambah lagi, rekomendasi Ijtima ulama yang berakhir pada Ahad (29/7) lalu menghasilkan rekomendasi nama-nama yang akan diharapkan bisa diusung oleh calon mitra koalisi di pilpres 2019. Beberapa nama yang direkomendasikan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama antara lain Prabowo, Salim Segaf, dan penceramah Ustaz Abdul Somad.

Ia menilai rekomendasi Ijtima ulama tersebut harus dipertimbangkan secara serius dan tidak boleh dianggap main-main oleh semua pihak. Sebab menurutnya rekomendasi  tersebut berasal dari umat.

"Apalagi ada ijtima ulama yang sejalan dengan usulan dan keputusan dari majelis syuro," katanya.

Sementara, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan, Prabowo Subianto sedang mempertimbangkan nama-nama cawapres masukan partai politik koalisi. Satu dari yang muncul belakangan ini, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), pascabergabungnya Partai Demokrat ke poros Prabowo.

"Ya, semua dipertimbangkan karena semua memiliki kelebihan-kelebihan meng-endorse, mendorong 'mem-push', memenangkan Pak Prabowo," ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/7).

Menurut Muzani, faktor-faktor tersebut menjadi hal yang diperhitungkan secara saksama dan serius oleh Prabowo. "Karena, nama-nama yang di-endorse masing-masing partai kelebihannya juga kami anggap sebagai sesuatu yang bisa mem-push bagi kemenangan Pak Prabowo," ungkap Muzani.

Sama halnya dengan Demokrat, Prabowo juga mempertimbangkan rekomendasi forum ijtima GNPF Ulama dan tokoh nasional yang mendorong dua nama cawapres, salah satunya Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri. Nama Salim itu diketahui turut diperjuangkan PKS dalam koalisi Prabowo.

Baca juga: Kekaguman Prabowo Subianto kepada Ustaz Abdul Somad

"Ya, saya kira itu bagian dari perjuangan kawan-kawan di PKS dan kita sudah mendengar dan memahami itu. Tapi kan kemudian kita harus bicarakan secara bersama kemungkinan-kemungkinan itu," kata Muzani.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement