Rabu 01 Aug 2018 06:37 WIB

Pemerintah Modifikasi Pemberian Vaksin MR di NTB

Imunisasi akan dilaksanakan di lokasi tempat anak-anak berada.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Friska Yolanda
Siswa saat diberikan imunisasi Measleas Rubela (MR) oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor di MTSN 3 Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/8).
Foto: ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya
Siswa saat diberikan imunisasi Measleas Rubela (MR) oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor di MTSN 3 Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan memodifikasi pemberian imunisasi Measles Rubella fase II di daerah terdampak gempa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Menteri (Menkes Nila F Moeloek) bilang rasanya perlu sedikit modifikasi di Lombok," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemekes Anung Sugihantoro di Kantor Kemenkes, Jakarta, Selasa (31/7).

Sebab, ia menjelaskan, kondisi lapangan dengan banyaknya bangunan hancur tidak memungkinkan kegiatan imunisasi MR dilaksanakan di seluruh sekolah daerah itu. Karena itu, kegiatan imunisasi MR akan diberikan di lokasi tempat anak-anak berada.

Kendati demikian, ia mengatakan teknis pemberian vaksin MR di kawasan terdampak gempa masih menunggu instruksi dari pemerintah daerah. Jumlah sasaran kampanye imunisasi MR fase II di NTB sebanyak 1.398.929 orang. Pemerintah menyediakan 4,3 juta botol vaksin MR beserta alat suntik untuk digunakan di 28 provinsi di luar Pulau Jawa.

Pemerintah serentak melaksanakan imunisasi MR fase II di 28 provinsi, di luar Pulau Jawa pada 1 Agustus 2018. Pelaksanakan imunisasi MR fase II dilakukan selama Agustus dan September.

Ia menjelaskan sasaran kampenye imunisasi MR fase II sebanyak lebih dari 31,9 juta anak berusia sembilan bulan hingga 15 tahun. Mereka tersebar di 52.482 desa di 4.884 kecamatan di 395 kabupaten/kota yang berada di 28 provinsi. Pemerintah mengerahkan ribuan tim kesehatan dari 6.369 puskesmas untuk menjangkau sekolah-sekolah. Pelaksanaan kegiatan imunisasi dilakukan di sekolah, puskesmas, posyandu, dan pusat kesehatan lainnya.

Berdasarkan data Badan nasional Penanggulangan Pencana (BNPB), sebanyak 1.454 unit rumah mengalami rusak akibat gempa berkekuatan 6,4 SR yang mengguncang wilayah Lombok, Sumbawa, dan Bali. Selain itu, bangunan yang rusak lainnya, yakni tujuh unit fasilitas pendidikan, lima unit fasilitas kesehatan, dan 22 fasilitas ibadah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement