Selasa 08 Jan 2019 21:59 WIB

Cakupan Imunisasi MR Nasional Baru 87 Persen

Cakupan di luar Jawa keseluruhan baru mencapai 72,79 persen.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang siswa yang mendapatkan imunisasi campak dan rubella (ilustrasi)
Foto: Istimewa
Seorang siswa yang mendapatkan imunisasi campak dan rubella (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan cakupan imunisasi campak rubela (measles rubella/MR) secara nasional 87 persen. Meski begitu data tersebut masih bersifat dinamis. Artinya, Kemenkes masih menerima laporan cakupan imunisasi dari daerah.

"Setelah melakukan kampanye imunisasi campak dan rubella sejak 2017-2018, hasilnya cakupan imunisasi tersebut secara keseluruhan di Indonesia mencapai 87, 33 persen," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kemenkes Anung Sugihanton seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika,  Selasa (8/1).

Anung menyebutkan, cakupan imunisasi campak dan rubella di semua kabupaten/kota di Jawa rata-rata di atas 100 persen. Cakupan imunisasi yang tinggi menjadikan kasus campak dan rubella di Jawa menjadi rendah. 

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Direktorat P2P pada 15 Januari 2018 kasus campak dan rubella (Januari hingga Juli 2017) terbilang tinggi. Setelah dilakukan imunisasi, jumlah kasus campak dan rubella menurun drastis. 

Ia mencontohkan pada Januari dan Juli 2017, kasus campak di Januari mencapai 449 orang, dan rubella mencapai 147 orang. Selain itu, kasus campak pada Juli 2017 mencapai 98 orang dan rubella mencapai 143 orang. 

Kemudian penurunan kasus terjadi pada Agustus hingga Desember. Misalnya pada Agustus, kasus campak mencapai 52 orang dan rubella 34 orang, sementara pada Desember kasus campak hanya 6 orang dan rubella hanya 3 orang.

“WHO apresiasi capaian tersebut. Secara totalitas untuk Indonesia meski belum 95 persen, tapi dalam periode 2 tahun mencapai 87,33 persen patut diapresiasi,” katanya. 

Sayangnya, cakupan imunisasi di luar Jawa keseluruhan baru mencapai 72,79 persen. Bahkan ia menyebut masih ada provinsi dengan cakupan kurang dari 50 persen, yakni Aceh, Sumatra Barat, dan Riau. 

Untuk meningkatkan cakupan imunisasi campak dan rubella di luar Jawa, Kemenkes meminta kepala daerah yang wilayah cakupan imunisasinya rendah untuk lebih meningkatkan lagi upaya cakupan imunisasi. Selain itu, dia melanjutkan, dilakukan juga penguatan surveilan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement