REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Ketiadaan sarana jembatan menyebabkan sebagian warga di Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi terpaksa menyeberangi aliran Sungai Citalahab. Padahal, jika dalam kondisi hujan langkah tersebut dinilai cukup membahayakan keselamatan warga.
Warga melintasi aliran sungai yang menghubungkan Desa Wangunreja dan Sukamaju, Kecamatan Nyalindung. Akses melalui sungai tersebut dinilai paling cepat untuk menuju lokasi yang dituju. Sementara bila melalui jalan lain membutuhkan jarak yang cukup jauh sekitar lima kilometer.
Kondisi tersebut dialami sejumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pasirbadak di Desa Sukamaju, Kecamatan Nyalindung. Mereka biasanya diantar oleh orangtua untuk melintasi sungai agar bisa bersekolah yang ada di seberang sungai.
Ketua RT 04 di Kampung Pasirkopo, Desa Wangunreja Suanta mengatakan, ketiadaan jembatan memang menghambat aktivitas warga terutama dirasakan oleh anak-anaknya yang sekolah. "Anak-anak biasanya sekolah dengan melintasi aliran sungai,’’ cetus dia, Selasa (31/7).
Menurut dia, orang tua dibayangi rasa khawatir ketika anak-anak pergi sekolah dengan melintasi sungai. Hal itu terutama ketika wilayah Sukabumi diguyur hujan deras yang berdampak pada kencangnya aliran air sungai.
Sebelumnya di kawasan tersebut terdapat jembatan tetapi ambruk karena banjir bandang. Namun hingga kini akses jembatan baru belum juga dibangun. Ke depan warga berharap agar di kawasan tersebut bisa segera dibangun jembatan untuk memudahkan warga beraktivitas.
Salah seorang pelajar MI Pasir Badak, Zahra (7 tahun) mengatakan, ia bersama teman-temannya berangkat ke sekolah dengan melalui aliran sungai. ‘’Bila aliran sungai sedang tinggi maka tidak bisa sekolah,’’ kata dia.
Saat ini pun, kata Zahra, ia ke sekolah dengan diantar orangtuanya untuk melalui aliran sungai tersebut. Ia berharap sarana jembatan bisa dibangun agar bisa ke sekolah dengan aman.