Selasa 31 Jul 2018 13:40 WIB

PAN Hampir Pasti Deklarasikan Prabowo Capres

Sejumlah partai lainnya sudah menyatakan dukungan terhadap Prabowo.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Muhammad Hafil
Drajad Wibowo
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Drajad Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo mengatakan akan segera mendeklarasikan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres. Meskipun demikian, hal tersebut harus diresmikan pada rapat kerja nasiomal (rakernas).

Meskipun hingga kini PAN masih belum mendeklarasikan Prabowo sebagai capres, Dradjad menegaskan dukungan kepada koalisi Gerindra sudah hampir pasti. "Insya Allah PAN dengan Prabowo. Tinggal masalah waktu saja, dan tentu rakernas dulu untuk diketok secara resmi," kata Drajad kepada Republika.co.id, Selasa (31/7).

Sejumlah partai pendukung koalisi Gerindra, seperti PKS dan Demokrat sudah menyatakan dukungannya terhadap Prabowo untuk maju menjadi capres. Bahkan, Demokrat yang belum lama terlihat di media massa mulai membangun komunikasi dengan Gerindra sudah yakin mendukung Prabowo untuk maju menjadi capres pada Pilpres 2019.

Demokrat, melalui Ketua Umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahkan mengatakan tidak menawarkan pilihan cawapres untuk Prabowo. Hubungan kedua partai ini pun semakin membaik dan akhirnya memutuskan untuk berkoalisi pada Pemilu 2019.

Terkait koalisi Demokrat dengan Gerindra ini, PAN pun menyambut baik. Menurut Drajad, PAN juga mengharapkan Demokrat untuk bergabung dengan koalisi pendukung Prabowo. Dengan begitu, kekuatan untuk melawan petahana pada Pilpres 2019 nanti akan semakin besar.

"Malah menyambut baik dan bersyukur. Karena, kita memang mengharapkan PD (Partai Demokrat) bisa bergabung " kata Drajad.

Drajad menilai, hadirnya Demokrat akan dapat membantu mendongkrak elektabilitas partai koalisi Prabowo. Akhirnya, harapan seluruh koalisi partai yakni memenangkan Pilpres 2019 dapat tercapai.

"Ini sangat membantu menaikkan elektabilitas Mas Bowo sehingga peluang memenangkan pilpres lebih besar," lanjut Drajad.

Sementara, meski Prabowo sudah banyak yang memberikan sinyal dukungan terhadapnya, tetapi ketua umum Partai Gerindra itu dinilai masih dilema soal siapa cawapres yang akan dipilihnya. Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin menilai, terlebih dengan munculnya nama Habib Salim Segaf Al Jufri, yang direkomendasi oleh Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama (GNPFU) sebagai kandidat cawapres.

"Kalau saja bukan nama Habib Salim yang dimunculkan, mungkin nama cawapres Prabowo bisa lebih cepat disepakati oleh Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Demokrat," katanya seperti dikutip Antara, Senin (30/7).

Said melanjutkan, sebab diantara empat nama cawapres Prabowo yang sebelumnya mengemuka, yaitu Ahmad Heryawan atau Aher (PKS), Zulkifli Hasan atau Zulhas (PAN), Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (Demokrat), dan Anies Baswedan, posisi terkuat sudah ditempati oleh AHY. Menurutnya, AHY menguat karena PAN tidak terlalu 'ngotot' untuk memajukan Zulhas. Sedangkan Anies, karena dia bukan orang partai, dorongannya tidak cukup kuat. Sementara Aher, dari sisi elektabilitas dia diperhitungkan kalah kuat dari AHY.

"Jadi, kalau empat ketua umum parpol itu duduk semeja, misalnya, perdebatan nama cawapres diantara mereka saya kira hanya akan berpusat pada dua nama saja: AHY dan Aher," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement