REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, Demokrat melalui komunikasi yang telah berjalan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang sekaligus calon presiden, telah menyerahkan sepenuhnya nama calon wakil presiden (cawapres). Termasuk soal nama Ustaz Abdul Somad, yang merupakan rekomendasi dari dari ijtima GNPF ulama beberapa hari yang lalu.
"Semua koalisi empat partai menyerahkan nama cawapres kepada Pak Prabowo. Termasuk hasil ijtima ulama semua itu silahkan serahkan ke capres, tinggal capres memutuskan siapa yang ditunjuk," kata Syarief kepada wartawan usai pertemuan antara Demokrat dengan PKS di Jakarta Selatan, Senin (30/7) malam.
Syarief mengatakan rekomendasi ijtima ulama tetap masih terbuka. Namun Demokrat tentu akan tetap menyodorkan kader terbaiknya kepada Prabowo untuk dibicarakan bersama partai koalisi. "Silahkan saja hasil ijtima ulama itu disampaikan ke capres," ucapnya.
Syarief menegaskan, Demokrat sangat menghargai hasil rekomendasi nama dari ijtima ulama tersebut, termasuk nama Ustaz Abdul Somad di dalamnya. Persoalannya, lanjut Syarief cawapres yang akan ditunjuk nanti perlu dibicarakan bersama empat partai, Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat, yang sudah memutuskan berkoalisi. Pilihan cawapres tentu dipilih siapa yang bisa menjadi teman, bergandengan tangan untuk bekerja selama lima tahun.
"Insya Allah bila sudah ditunjuk, kita bismillah kalau (cawapres) itu yang terbaik," kata Syarief.
Dari hasil ijtima ulama telah diputuskan tiga nama dimajukan sebagai capres dan cawapres, yakni Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Dewan Syura PKS Salim Segaf Al Jufri dan Ustaz Abdul Somad. PKS sendiri sejak awal telah membuka ruang menerima nama hasil ijtima ulama tersebut, karena ada nama Ketua Dewan Syura PKS di dalamnya. Hal ini diakui Ketua Dewan Syura PKS Salim Segaf Al Jufri kepada media usai pertemuan dengan SBY, Senin malam.
"PKS akan sangat mempertimbangkan nama-nama yang telah dihasilkan dari ijtima ulama, termasuk nama Ustaz Abdul Somad didalamnya," kata Salim.
Namun ia menyadari ada proses komunikasi dengan empat partai koalisi bersama capres Prabowo yang akan memutuskan nama cawapres. Dan masing-masing parpol akan mengajukan nama kader terbaiknya di luar nama dari hasil ijtima ulama kemarin.
Baca juga: Jawaban Ustaz Somad Saat Diajukan Jadi Cawapres Prabowo
Sebelumnya Ustaz Abdul Somad justru menolak dijadikan bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden 2019. UAS memilih memfokuskan diri di jalan dakwah.
Ustaz Somad menegaskan tidak bersedia maju dalam ajang pemilihan presiden dan wakil presiden RI. Somad justru memuji ketokohan Prabowo dan Salim Segaf. Menurut dia, pasangan itu menyimbolkan persatuan yang erat dan seimbang dari unsur-unsur identitas kebangsaan Indonesia.
UAS mengaku lebih menyukai posisinya sekarang sebagai dai yang tidak berpolitik praktis. Dia berpandangan, peran mubaligh tidak kurang signifikannya dalam menghadirkan kesejukan di tengah masyarakat serta menyampaikan nasihat-nasihat kepada para pemimpin. "Biarlah saya jadi suluh di tengah kelam, setetes embun di tengah Sahara. Tak sungkan berbisik ke Habib Salim. Tak segan bersalam ke Jenderal Prabowo," ujarnya.
Baca juga: Usai Bertemu SBY, Salim: Insya Allah Prabowo Jadi Presiden