REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Ahad (29/7) pukul 06:47 WITA. Kondisi gempa tersebut direspons cepat oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang tergabung dalam kelompok Generasi Indonesia Mengabdi (Genesia#3) yang diterjunkan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) di Dusun Sajang dan Dusun Bawak Nao, Sembalun.
Rektor UMY, Gunawan Budianto menyampaikan bahwa dengan terjadinya gempa saat ini mahasiswa KKN UMY yang sedang bertugas di Sembalun dituntut harus lebih ekstra dalam membantu masyarakat yang terkena bencana. “Diterjunkannya mahasiswa UMY ke daerah 3T sangat membantu masyarakat di sana terutama dalam menanggapi gempa yang terjadi saat ini. Posisi gempa pada episentrum koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT kedalaman 24 KM yang dipengaruhi oleh sesar Flores ini menyebabkan ratusan bangunan rusak serta korban luka dan meninggal,” kata Gunawan, Ahad (29/7) lalu.
Gempa yang terjadi di Lombok tersebut juga serupa dengan gempa yang terjadi di Bantul pada tahun 2006 yang lalu, dengan pusat gempa yang berada di daratan. Gunawan menambahkan bahwa saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan tim KKN Genesia#3 dan mahasiswa UMY bisa merespon dengan cepat terutama dalam bersosialisasi dan membaur dengan masyarakat di sana.
“Dengan adanya mahasiswa UMY yang KKN di wilayah 3T akan menjadi keuntungan bagi masyarakat, terutama dalam mengembangkan program kemasyarakatan maupun program pemerintah. Saat ini kurang lebih 50 orang yang kami terjunkan ke Sembalun yang dibagi menjadi dua kelompok yakni 25 orang mengabdi di Dusun Sajang dan 25 orang lagi mengabdi di Dusun Bawak Nao,” ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, tim KKN akan terus memberikan penanganan secara intens kepada masyarakat dan para korban serta mendampingi masyarakat untuk mengurangi rasa trauma karena kejadian gempa. Ia pun menekankan bahwa saat ini tim KKN UMY juga ssedang gencar-gencarnya mencari bantuan logistik dari berbagai pihak, kemudian diperbantukan di beberapa desa untuk mendirikan tenda pengungsi, dan pedampingan jangka panjang terhadap masyarakat maupun para korban gempa.