Ahad 29 Jul 2018 22:38 WIB

Pengamat: Gerindra dan Demokrat Hampir Pasti Berkoalisi

Gerindra dan Demokrat memiliki visi yang sama.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berjalan bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebelum melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, Senin (24/7).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berjalan bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebelum melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, Senin (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari LSI Denny JA, Aji Al Farabi, menilai Partai Gerindra dan Partai Demokrat hampir pasti membangun koalisi menghadapi Pemilu Presiden 2019. Gerindra dan Demokrat memiliki visi yang sama. 

Aji mengatakan dari pertemuan kedua ketua umum partai tersebut, Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhyono (SBY), pada 24 Juli lalu, keduanya memiliki komitmen yang sama. “Soal penyelenggaraan Pemilu 2019, situasi nasional, serta harapan terhadap pemimpin untuk 5 tahun ke depan," kata Aji Al Farabi ketika dihubungi melalui telepon selulernya di Jakarta, Ahad (29/7).

Aji mengatakan hal itu ketika ditanya soal rencana pertemuan lanjutan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pertemuan yang digelar besok itu untuk membicarakan kemungkinan koalisi serta pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung.

Menurut Aji, dari empat partai politik yang berada di luar koalisi partai pendukung Joko Widodo (Jokowi), Gerindra dan Demokrat memiliki posisi tawar lebih tinggi. Sebab, keduanya memiliki jumlah kursi di parlemen lebih banyak daripada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Peneliti pada LSI Denny JA itu melihat Partai Gerindra memiliki tokoh yang akan diusung sebagai capres, yakni Prabowo Subianto. Sementara Partai Demokrat juga memiliki putra ketua umum yang akan diusung sebagai cawapres, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Gerindra dan Demokrat akan menjadi motor koalisi empat partai, tinggal menyepakati siapa capres dan cawapres yang akan diusung," katanya.

Menurut Aji, PKS dan PAN sebagai mitra koalisi tentu menawarkan kadernya untuk diusung sebagai cawapres. Sebab, tokoh partai menjadi capres dan cawapres akan mendongkrak perolehan suara pada pemilu anggota legislatif.

"Namun, PKS dan PAN, harus dapat melihat kepentingan yang lebih besar, yakni pasangan capres/cawapres terbaik untuk meraih kemenangan," katanya.

Karena itu, menurut Aji, PKS dan PAN harus dapat menerima jika Prabowo menunjuk nama lain di luar kader dari PKS dan PAN sebagai cawapres. "Bisa juga kemungkinan diputuskan nama lain sebagai capres," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement