REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyebut hasil rekomendasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) ulama menjadi salah satu alasan penundaan pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pertemuan balasan itu seharusnya dilakukan di kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Ahad (29/7) malam ini.
Fadli mengatakan penundaan karena internal Gerindra masih membahas perkembangan terkait Pilpres 2019. Termasuk, rekomendasi GNPF ulama yang mengusulkan Prabowo Subianto sebagai capres dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri dan Ustaz Abdul Somad sebagai cawapres.
"Saya kira masih ada beberapa perkembangan yang kita bicarakan bersama-sama juga. Termasuk apa yang menjadi masukan-masukan para ulama melalui Ijtima ulama," ujar Fadli saat hadir di sela-sela peresmian Rumah Juang, Jalan Wijaya 1, Kebayoran Baru, Jakarta, Ahad (29/7).
Menurut Fadli, rekomendasi GNPF ulama menjadi bahan masukan Gerindra untuk Pilpres 2019. Karena itu, ia mengatakan, partainya sedang mempertimbangkan masukan GNPF ulama soal capres dan cawapres 2019.
Fadli mengatakan, masukan itu akan dibicarakan dengan mitra koalisi. "Ya itu nanti kan kita bicarakan juga di dalam seperti apa dan tentu juga dengan mitra-mitra koalisi kita," ujarnya.
Baca Juga:
- Ijtima GNPF Ulama Sepakati Prabowo Sebagai Capres
- Amien Yakin Capres Rekomendasi GNPF Diterima Koalisi
- Rekomendasi Ijtima Ulama akan Disampaikan ke Prabowo
Pada Rabu (25/7) lalu, Prabowo menyambangi SBY di kediamannya di Kuningan, Jakarta Selatan. Kemudian, SBY berencana melakukan kunjungan balasan ke kediaman Prabowo, Ahad malam ini.
Selanjutnya, pertemuan Prabowo dan SBY ditunda menjadi Senin (30/7) besok pagi di kediaman Prabowo. Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean beralasan pertemuan ditunda karena kedua partai masing-masing masih harus menyelesaikan rapat internal.
"Pertemuan lanjutan kedua pimpinan partai batal karena masing-masing masih menyelesaikan rapat di majelis tinggi," kata Ferdinand.