Jumat 27 Jul 2018 20:50 WIB

PKS Inginkan Komposisi Figur Nasionalis-Religius di Pilpres

Politikus PKS mengatakan kekuatan umat akan jadi faktor penting di pilpres 2019

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah.
Foto: Dok Humas DPR RI
Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyikapi terkait manuver yang dilakukan sejumlah partai politik (Parpol) calon mitra koalisi beberapa hari ini. Ketua DPP PKS Ledia Hanifa pun mendorong perlu adanya kekuatan umat yang tidak hanya sebatas kekuatan yang mendukung melainkan menjadi kekuatan gerakan yang bisa mengubah peta politik nasional.

"Kekuatan umat akan menjadi faktor penting dalam prosesi pergantian kepemimpinan nasional tahun 2019," kata Ledia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (27/7).

Ledia menegaskan bahwa sedari awal PKS konsisten membawa aspirasi umat untuk  terlibat dalam prosesi pergantian kepemimpinan nasional dalam Pilpres 2019. "Kemarin kita silaturahim dengan GNPF Ulama dan ormas-ormas Islam yang menitipkan amanah aspirasi umat dalam Pilpres 2019, kita akan perjuangkan agar ada elemen umat yang maju dalam percaturan Pilpres 2019," ujarnya.

Hari ini dan esok Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama menggelar Ijtima Ulama dalam memilih pasangan calon presiden sebagai penantang capres pejawat. Ledia pun berharal agar capres penantang petahana betul-betul mendengarkan aspirasi umat dalam menentukan calon pendampingnya.

"Pasangan nasionalis-religius masih banyak diterima oleh masyarakat Indonesia. Kultur kita masih memandang sosok religius sebagai figur yang penting dalam kepemimpinan nasional baik sebagai capres maupun cawapres," kata anggota Majelis Syuro PKS ini.

Ledia mengungkapkan PKS masih terus melakukan komunikasi intensif dengan sejumlah calon mitra koalisi untuk mencari figur capres cawapres yang pas. "Dalam setiap komunikasi dengan mitra kita tekankan tentang aspirasi dari umat untuk menjadi pemimpin bangsa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement