REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera, telah diperiksa oleh kepolisian Polsek Pondok Gede terkait bom molotov yang dilempar ke dalam rumahnya. Polisi melakukan pemeriksaan di Polsek Pondok Gede atas permintaan Mardani.
"Tapi ada yang bermanfaat untuk kita, kan kita untuk menemukan pelakunya kita membutuhkan semua keterangan. Jangankan yang jelas beliau rumahnya di situ, yang tidak di TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan jauh pun kalau kita rasa butuh keterangan, pasti kita minta keterangan," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto, Jumat (27/7).
Indarto mengatakan, pihaknya juga butuh keterangan Mardani agar bisa mengungkap sosok pelaku pelemparan bom molotov itu. Pihaknya juga akan mengkonfirmasi apakah Mardani punya masalah dengan seseorang atau tidak. Namun, sampai saat ini belum ada bukti baru yang diminta kepolisian dari Mardani.
"Ya banyak (keterangannya) antara lain itu (soal ada yang dendam atau tidak), pokoknya kita ngobrol-ngobrol dengan beliau kan perlu mengetahui itu," ujar Indarto.
Alasan dilakukannya pemeriksaan di Polsek Pondok Gede, lantaran itu adalah permintaan Mardani. Ia tak mempermasalahkan hal itu karena adalah salah satu bentuk pelayanan, namun penyidik yang memeriksa tetap dari Polres Metro Bekasi Kota. "Polres yang nangani tapi beliau berkenannya dimintai keterangan tempatnya di Polsek (Pondok Gede). Jadi tim saya ke polsek," kata Indarto.
Baca juga: Teror Bom Molotov, Mardani Bersyukur Rumah tak Terbakar
Sebelumnya, dua bom molotov dilempar orang tidak dikenal ke rumah Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera, di Kelurahan Jati Makmur, Pondok Gede, Kamis (19/7) dini hari. Bom molotov tersebut berbahan botol isi bahan bakar minyak jenis Pertamax.
Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 03.00 WIB saat rumah yang beralamat di Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi itu, hanya dihuni oleh seorang asisten rumah tangga keluarga itu. Asisten tersebut adalah Kosasih dan dua putra Mardani yang masih berusia 10 dan 13 tahun.
Baru sekitar pukul 05.30 WIB, Kosasih membersihkan rumah dan mendapati ada pecahan botol sirup berwarna bening dilengkapi sumbu dan bahan bakar bensin berserakan di halaman rumah. Pecahan botol itu dikira bekas mainan anak-anak sehingga langsung disapu oleh asisten rumah tangga Mardani.
Informasi bahwa itu adalah serakan botol yang merupakan bom molotov, datang dari petugas satpam Lembaga Tahfiz Al Quran Iqro Bekasi bernama Prada. Satpam tersebut sempat curiga saat mendengar suara pecahan botol di rumah Mardani dan sempat kejar pelaku tapi tidak kena.