REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menindaklanjuti instruksi Presiden Jokowi agar setiap daerah melakukan langkah antisipatif terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Caranya, dengan meningkatkan frekuensi patroli di daerah. Riau sendiri merupakan salah satu daerah yang menjadi perhatian pemerintah pusat karena tingkat kerawanannya terhadap karhutla cukup tinggi.
Kepala BPBD Riau Edward Sanger menyebutkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan pengawasan di lapangan. Menurutnya, langkah pencegahan saat ini memanfaatkan jumlah personel yang ada, serta sarana dan prasarana yang dianggap masih cukup. Ia meminta seluruh jajaran BPBD di level kabupaten untuk memberikan pemutakhiran laporan setiap jam.
"Langkahnya meningkatkan patroli dan pengawasan. Tujuan jangka pendeknya agar tidak mengganggu Asian Games," jelas Edward, Rabu (25/7).
Baca: Polda Riau Tetapkan 10 Tersangka Kasus Karhutla
BPBD Riau merangkum, setidaknya 2.200 hektare lebih lahan sudah terbakar sepanjang periode Januari-Juli 2018. Kebakaran lahan paling luas terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti, dengan luas lahan terdampak 928,31 hektare. Di posisi kedua, Kabupaten Bengkalis dengan 374 hektare lahan terbakar. Rokan Hilir berada di posisi ketiga dengan luas lahan terbakar 242,25 hektare.
Sementara itu, Kota Dumai 'menyumbang' area lahan terbakar seluas 209,5 hektare, Siak 131,5 hektare, Indragiri Hulu 128,5 hektare, dan Pelalawan 90,5 hektare. Kota Pekanbaru, Indragiri Hilir, Kampar, dan Rokan Hulu masing-masing mencatatkan area lahan terbakar seluas 44,6 hektare, 31 hektare, 21,75 hektare, dan 1 hektare.