REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin mengatakan, pihaknya tetap membuka kesempatan luas untuk menjalin komunikasi membangun koalisi bersama Partai Demokrat. Hal ini disampaikannya setelah pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto belum tentu menghasilkan koalisi untuk pemilihan presiden (pilpres) 2019.
Novel menjelaskan, terjalin atau tidaknya koalisi antara Demokrat dengan Gerindra merupakan hak SBY selaku pimpinan tertinggi Demokrat yang pasti punya perhitungan politik matang. Kalaupun berkoalisi dengan partai-partai koalisi keumatan, maka sikap PA 212 juga harus menunggu komando Habib Rizieq Shihab. "Tentunya dengan masukan para habib, ulama, tokoh dan aktivis alumni 212," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (25/7).
Sejauh ini, sudah ada lima partai yang tergabung dalam koalisi keumatan, yakni Gerindra, PKS, PAN, PBB dan Partai Berkarya. Novel menilai, apabila Demokrat ingin masuk ke koalisi, tentu akan kekuatan dalam koalisi keumatan. Penambahan ini merupakan hal baik yang fokus pada kepentingan umat pada pilpres 2019.
Novel mengatakan, koalisi keumatan akan segera melakukan pertemuan dengan Demokrat dalam waktu dekat yang diagendakan oleh Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif. Ia akan mengarahkan secara jelas sesuai dengan keinginan Habib Rizieq, habib, ulama, tokoh dan aktivis alumni 212 dan amanat umat di Rakornas PA 212. "Kami juga menunggu arahan ijtima ulama nanti tanggal 27 hingga 29 Juli," ucapnya.
Dalam ijtima ulama atau forum pertemuan tersebut, PA 212 akan menentukan capres dan cawapres. Forum diadakan setelah deklarasi koalisi keumatan ke publik yang direncanakan berlangsung pada pekan ini.
Sebelumnya, PA 212 menggelar pertemuan bersama partai yang tergabung dalam koalisi keumatan di Hotel Sultan, Senin (23/7). Menurut Novel, pertemuan tersebut membahas kemaslahatan umat dan bangsa, di mana tiap partai berhak menyampaikan pandangannya. Turut hadir di antaranya adalah Prabowo, Sekjen PAN Eddy Sopearno dan Sekjen PBB Afriansyah Noer.