Selasa 24 Jul 2018 16:25 WIB

Ketua DPP Hanura: SBY Mungkin akan Pamitan dari Prabowo

Rencana pertemuan SBY dengan Prabowo memunculkan berbagai spekulasi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Bayu Hermawan
Anggota Badan Legislasi Rufinus Hotmaulana Hutauruk.
Foto: dpr
Anggota Badan Legislasi Rufinus Hotmaulana Hutauruk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Hanura Rufinus Hotmaulana Hutauruk menilai, pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Selasa (24/7) malam, tidak membicarakan koalisi jelang pemilihan presiden (pilpres) 2019. Sebaliknya, pertemuan itu akan menjadi ajang pamit SBY yang memilih berpaling koalisi.

Rufinus melihat, berpalingnya Demokrat dari Gerindra dikarenakan SBY melihat adanya potensi kemenangan lebih besar dari figur calon presiden petahana, Joko Widodo (Jokowi). "Pak SBY melihat kepentingan bangsa ke depan, makanya ia memutuskan untuk berpamitan dari Pak Prabowo," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (24/7).

Tidak hanya itu, Rufinus juga memprediksi SBY akan menyodorkan nama baru pada Jokowi. Bukan lagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang selama ini selalu digadang-gadangkan, melainkan figur profesional dari kalangan pebisnis yakni Chairul Tanjung (CT). Rufinus mengatakan, CT sempat menjadi menteri di masa kepemimpinan SBY, sehingga hubungan keduanya terbilang baik. Apalagi, CT bukan berasal dari kalangan partai, memungkinkannya lebih bisa diterima oleh sejumlah partai yang sudah tergabung dalam koalisi Jokowi.

"Kalau memang benar terjadi, kami siap menerimanya," ucap anggota komisi II DPR tersebut.

Terlepas dari berbagai kemungkinan yang ada, Rufinus berharap suasana politik menjelang pilpres 2019 akan terus membaik. Sebab, siapapun figur yang akan dicalonkan Jokowi maupun koalisi oposisi, pemilu merupakan sarana untuk membuktikan berjalannya sistem demokrasi di Indonesia.

Pertemuan SBY dan Prabowo nanti malam merupakan penjadwalan ulang dari rencana pertemuan mereka yang tertunda pada pekan lalu. Penundaan dilakukan karena kondisi kesehatan SBY yang menurun hingga harus menjalani masa perawatan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Sekretaris Jendral Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan, semuanya telah disiapkan menjelang pertemuan tersebut.

"Salah satunya tentu persiapan hal-hal yang garis besar. (Pertemuan esok) masih tetap di Kuningan. Jamnya kami cocokan lagi," ujarnya di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement