REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif ciri-ciri utama yang dibutuhkan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden (cawapres). Ciri tersebut kata dia adalah harus dapat menampung aspirasi umat, santri, dan suara luar Pulau Jawa.
Saat ini, Slamet mengatakan, pihaknya telah memilih dua nama untuk cawapres pendamping Prabowo. Akan tetapi, ia enggan menyebutkan siapa nama dua orang tersebut. Meskipun demikian, ia sempat menyebut lima sesuai dengan ciri yang ia maksud.
"Tokoh yang mengaspirasi ulama, umat islam, kalangan santri. Semua punya peluang. Pak Zulkifli Hasan, dia dekat ulama, representasi ormas, representasi partai koalisi. Pak Anies juga sama. Pak Habib Salim Majelis Syuro PKS sama Ahmad Heryawan juga sama, Yusril sama," kata dia, usai melakukan pertemuan dengan petinggi partai, di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (23/7) malam.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno. Ia mengatakan, cawapres yang diusulkan PA 212 adalah tokoh yang sering beredar di media. "Saya kira pertanyaan itu sudah bisa dijawab sendiri oleh teman-teman media. Karena memang tidak banyak yang sekarang ini ditokohkan dan berpeluang maju capres-cawapres," kata Eddy, di lokasi yang sama.
Capres-cawapres yang akan diusung PA 212 ini, kata Slamet masih akan dikomunikasikan dengan Habib Rizieq Shihab. Mereka akan melakukan Ijtimak Ulama pada 27-29 Juli 2018 untuk mematangkan koalisi partai keumatan yang diusung PA 212.
Pada Senin (23/7) malam, PA 212 bertemu dengan sejumlah petinggi partai politik yang diusung pihaknya. Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tampak turut menghadiri pertemuan tersebut.
Meskipun demikian, usai pertemuan tersebut Prabowo tidak bersedia memberikan keterangan. Mantan Danjen Kopassus itu hanya tersenyum ke arah wartawan sambil melambaikan tangan dan masuk ke dalam mobil.