Senin 23 Jul 2018 19:25 WIB

Ditemukan, Uang Ratusan Juta untuk Jajan di Lapas Sukamiskin

Para narapidana jajan untuk membeli makanan yang tak disiapkan Lapas.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Hafil
Evaluasi Kasus Lapas Sukamiskin. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (kedua kanan) usai memberikan konferensi pers di Kemekumham, Jakarta, Senin (23/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Evaluasi Kasus Lapas Sukamiskin. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (kedua kanan) usai memberikan konferensi pers di Kemekumham, Jakarta, Senin (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kemenkumham Sri Puguh Budi Utami mengungkapkan hasil inspeksi mendadak (sidak) di Lapas Sukamiskin, pada Ahad (22/7) malam, sehari setelah Kepala Lapas, Wahid Husen, ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam sidak di Lapas Sukamiskin, total terdapat 522 kamar tahanan yang diisi oleh 444 narapidana di Lapas Sukamiskin.

Berbagai barang seperti kulkas dua pintu, televisi, speaker, kompor gas, tabung elpiji, microwave, mesin pemanas atau pendingin air, alat-alat masak, hingga uang tunai berjumlah Rp 102 juta ditemukan dalam sidak tersebut. Khusus untuk uang, jumlah yang terbesar dari satu kamar mencapai Rp 5.500.000 milik narapidana bernama Ahmad Kuncoro.

Bahkan,  ditemukan pula alat pertukangan seperti gergaji, kunci inggris, dan obeng. Padahal berdasarkan aturan, barang-barang tersebut tidak boleh masuk ke dalam Lapas.

Menanggapi hal tersebut Utami mengatakan uang yang dimiliki para narapidana memang tidak seharusnya terjadi. Namun ia juga seperti memaklumi kepemilikan uang dari para narapidana, lantaran adanya koperasi di dalam Lapas.

"Kebetulan di lapas ada koperasi. Mereka mungkin untuk beli tambahan makanan yang tidak disiapkan oleh Lapas. Standar makanan yang diberikan oleh Lapas adalah hanya nasi, lauk dengan buah," kata Utami di Gedung Kememkumham Jakarta, Senin (23/7).

Utami menuturkan, jatah makan untuk seorang narapidana adalah Rp 15 ribu setiap kali makan. Dalam sehari, narapidana mempunyai jadwal makan sebanyak tiga kali.

"Jadi kalau mereka menginginkan makanan tambahan seperti misalnya Pop Mi terus kemudian kopi itu disiapkan oleh koperasi," terang Utami.

Utami menambahkan, pihaknya sebenarnya sedang membangun sistem tidak menggunakan uang tunai dengan bekerja sama dengan bank pemerintah. "Sekarang sedang dalam proses sebagaimana disampaikan oleh bapak Menteri sejak kami dilantik. Tugas kami utama adalah melakukan revitaliassi pemasyarakatan sebagai satu sistem yang mudah mengukur kinerja dari masing-masing UPT," terangnya.

Utami menambahkan Dirjen PAS juga sedang menyusun mengubah jaringan listrik di tiap Lapas se-Indonesia supaya tidak ada barang-barang elektronik masuk.  Ia mengungkapkan, seperti di Lapas Besi Nusakambangan sudah dijadikan percontohan. Alat-alat pribadi milik warga binaan ditempatkan di satu lemari di luar kamar para warga binaan.

“Karena ada maximum security-nya soal faslitas diberikan warga binaan. Dan untuk medium security-nya untuk pemilihan kesatuan hidup warga binaan,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement