Kamis 19 Jul 2018 22:43 WIB

Habiburokhman: Gerindra-Demokrat Punya Kesamaan Visi

Politikus Gerindra mengatakan partainya ingin merangkul semua pihak.

Rep: Ali Mansur/ Red: Bayu Hermawan
Politikus Gerindra - Habiburokhman
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Politikus Gerindra - Habiburokhman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akhir-akhir ini Partai Gerindra melalui ketua umumnya rajin menjajaki komunikasi dengan banyak pihak dan partai politik (parpol). Padahal mereka telah sepakat dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Menanggapi hal ini politikus Partai Gerinda, Habiburokhman menegaskan pihaknya tidak memiliki itikad untuk membuat skenario cadangan untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

Menurut Habiburokhman salah satu alasan Prabowo intens menjajaki komunikasi dengan semua pihak adalah untuk merangkul. Karena dari dulu, kata Habiburokhman, Partai Gerindra mengedepankan persatuan nasional untuk mengatasi situasi yang saat ini sangat sulit. Diantaranya adalah persoalan lapangan ekonomi dan kesenjangan sosial.

"Untuk mengatasinya Gerindra tidak menyalakan salah satu kelompok atau parpol tapi justru ingin melibatkan semua elemen masyarakat supaya kita bisa bekerja sama kedepannya," jelas Habiburokhman, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (19/7)

Terkait dengan Partai Demokrat, Habiburokhman mengakui, akhir-akhir ini pihaknya intens berkomunikasi dengan partai berlambang Bintang Mercy tersebut. Hal itu dilakukan karena Partai Demokrat memiliki kesamaan visi mengenai persoalan ekonomi. Kemudian juga bagaimana mengedepankan prinsip-prinsip pemilihan umum (pemilu) yang adil, jujur, bebas, dan jauh dari intimidasi. Oleh karena itu, Habiburokhman cukup optimistis, Partai Demokrat akan bergabung dengan koalisi Partai Gerindra, PKS dan PAN.

"Kita tahu Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) dan elit Demokrat adalah negarawan yang senantiasa mengedepankan kebaikan untuk bangsa tidak mengedepankan siapa dapat apa. Jadi saya optimistis mereka bisa gabung dengan kami," klaim Habiburokhman.

Habiburokhman menjelaskan, sebenarnya komunikasi antara Partai Gerindra dengan Partai Demokrat sudah berjalan. Namun, puncaknya adalah pertemuan antara ketua umum partai, Prabowo dengan SBY. Pertemuan kedua tokoh sentral itu, kata Habiburokhman, dijadwalkan pada Rabu (18/7) kemarin. Hanya saja, karena SBY sedang sakit pembicraan mengenai Pilpres itu dibatalkan, tetapi Prabowo tetap datang menjenguknya di RSPAD Gatot Subroto.

"Kita tinggal menunggu beliau (SBY) pulih, tidak sopan beliau dalam keadaan seperti itu kita memaksakan berbicara soal politik. Itu enggak patut dan tidak etis, jadi kita menunggu beliau pulih baru ada pertemuan lagi," jelas Habiburokhman.

Lanjut Habiburokhman, tradisi koalisi masa lalu, yaitu siapa mendapatkan posisi apa sudah ditinggalkan. Justru sekarang, menurutnya, koalisi adalah bagaimana mencari solusi terbaik untuk bangsa. Jadi koalisi yang ingin dibangun oleh Partai Gerindra adalah karena kesamaan visi untuk membangun negara dan bangsa. Oleh karena itu, Partai Gerindra masih membuka peluang untuk parpol lain, termasuk Demokrat untuk bergabung. Bahkan dikabarkan ada Prabowo Subianto akan berpasangan dengan AHY untuk Pilpres 2019.  AHY yang usianya jauh di bawah Prabowo dianggap dapat mewakili dan menggaet pemilih pemula dan kaum milenial.

 "Hubungan dengan Demokrat, berdasarkan kesamaan visi yaitu ingin mengatasi ekonomi seperti lapangan pekerjaan dan lainnya," tutupnya.

Sementara dalam kunjungannya Prabowo berpesan agar SBY tetap memperhatikan kesehatannya ditengah-tengah kesibukannya sebagai seorang ketua partai. Apalagi disebutnya, umur SBY tidak lagi muda, sehingga harus bisa berkompromi dengan kesehatan. Kemudian sebagai sesama ketua umum partai politik, Prabowo memahami kesibukan SBY.  "Saya ingatkan, Bapak itu bukan komandan batalion lagi. Jadi harus agak santai," pintanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement