Kamis 19 Jul 2018 19:56 WIB

Militansi Kader PKS Menangkan Prabowo Diragukan, Jika...

DPW PKS Jabar khawatir militansi kadernya rendah jika tak dapat jatah cawapres.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bayu Hermawan
Kader PKS (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kader PKS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Barat Nur Supriyanto meragukan militansi kader PKS, khususnya di Jabar untuk memenangkan Prabowo Subianto sebagai capres. Keraguan itu bisa terjadi jika kader PKS tak terpilih sebagai pasangan puncuk pimpinan Partai Gerindra di Pilpres 2019 itu.

Nur mengatakan, meskipun PKS belum menentukan sosok kandidat capres/cawapresnya. Namun, PKS sudah mengantongi sembilan nama yang telah dipilih melalui penjaringan dari tingkat bawah. Pihaknya, siap menerima siapa pun kader PKS yang ditunjuk menjadi kandidat capres/cawapres.

Menurut Nur, keputusan Capres dan Cawapres itu ranahnya Majelis Syuro dan DPP. Pihaknya, di DPW hanya mengusulkan melalui mekanisme penjaringan dari bawah dan sekarang sudah mengerucut ke sembilan nama.

"Dan yang dari Jabar itu ada Shohibul Iman (Presiden PKS), Kang Aher (mantan gubernur Jabar dua periode), Pak Mardani (Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera), dan lain-lain," ujar Nur di Bandung, Kamis (19/7).

Jika mengamati isu koalisi yang berkembang saat ini, kata Nur, PKS dan Gerindra cenderung tetap solid. Di sisi lain, Gerindra sendiri sudah memutuskan Prabowo Subianto sebagai capres. Dengan kondisi tersebut, sudah selayaknya Prabowo Subianto bersanding dengan kader PKS di Pilpres 2019.

"Kalau ternyata Pak Prabowo cawapresnya bukan dari kader PKS, kita di DPW Jabar akan tetap sami’na wa atho’na, kami akan taat dan terima. Tapi saya gak yakin kader PKS di Jabar akan all out kerja (memenangkan Prabowo) atau tidak," katanya.

Terlebih, kata dia, berkaca pada pengalaman di ajang Pilgub Jabar 2018 lalu, seluruh kader PKS di Jabar sudah cukup toleran menerima keputusan pengusungan Sudrajat-Ahmad Syaikhu atas permintaan Gerindra. Hal itu, dibuktikan juga dengan militansi kader PKS di Jabar untuk memenangkan pasangan yang mengusung jargon Asyik itu. Sehingga, kata dia, kalau nanti capres dan cawapresnya dari koalisi Gerindra-PKS tidak ada kader PKS-nya.

"Itu yang saya pesimis kader mau all out lagi apa tidak," katanya.

Baca juga: Gerindra: Tiga Nama Dipertimbangkan Jadi Cawapres Prabowo

Anggota Dewan Penasehat DPP Partai Gerindra, Muhammad Syafii mengatakan ada tiga nama yang dipertimbangkan untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto di pemilihan presiden (pilpres) 2019. Syafii mengatakan keputusan akhir siapa yang akan menjadi cawapres Prabowo, berada di tangan parpol koalisi.

"Ada beberapa nama yang paling kencang diperbincangkan di internal seperti Anies Baswedan, mantan menteri sosial Salim Assegaf, dan Agus Harimurti Yudhoyono," kata Syafii di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (17/7).

Syafii mengatakan ketiga tokoh tersebut semuanya dipertimbangkan karena masing-masing memiliki kualitas untuk mendampingi Prabowo. Menurutnya, sebenarnya nama Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar juga dipertimbangkan namun dihilangkan karena sudah memutuskan mendukung Joko Widodo.

"Kalau dia sudah mendukung Jokowi artinya dia tidak ingin bersama-sama Partai Gerindra. Kalau Mardani Ali Sera, saya tidak mendengar itu, tidak dibahas kencang lalu Zulkifli Hasan sudah sepakat yang penting Prabowo dan wakilnya dia setuju saja," jelasnya. Dia menjelaskan, keputusan final siapa yang akan mendampingi Prabowo akan diputuskan secara bersama partai koalisi, namun diharapkan sosoknya mampu meningkatkan elektabilitas dalam Pilpres

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement