REPUBLIKA.CO.ID, Partai politik (parpol) masih melibatkan selebritas atau artis dalam peruntungannya di Pemilu Legislatif 2019. Hal itu terlihat dari nama-nama mashyur yang masuk dalam daftar bakal calon legislatif (caleg) beberapa parpol yang didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa (17/7).
Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menjadi salah satu parpol yang memasukkan banyak nama artis dalam daftar calegnya. Menurut Ketua Partai Nasdem DPW Jawa Barat, Saan Mustopa, di Jawa Barat terdapat 10 artis yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif di DPR RI.
Saan memerinci, di antaranya adalah Olla Ramlan, Syahrul Gunawan, Farhan, Krisna Mukti, dan Lucky Hakim. "Kami mencari publik figur yang tidak hanya memiliki popularitas, tapi elektabilitasnya memadai. Kemudian sebagai calon yang punya kemauan komitmen ke dunia politik," ujar Saan.
Saan mencontohkan, Olla Ramlan yang merasa telah melampaui targetnya di dunia hiburan. Olla, ingin mengabdikan diri untuk masyarakat melalui dunia politik supaya lebih bermanfaat untuk masyarakat luas.
Artis dan presenter Olla Ramlan sendiri, sengaja ikut rombongan DPW Nasdem Jawa Barat mendaftarkan bakal calon anggota legislatifnya ke Kantor KPU Jawa Barat, kemarin. "Saya hadir ikut mendampingi," kata Olla Ramlan.
Menurut Olla, pada Pemilu Legislatif 2019, dirinya maju sebagai caleg dari Partai Nasdem. "Saya mencalonkan diri jadi caleg, itu di Dapil IV Jawa Barat, Cianjur," katanya.
Olla mengatakan alasan dirinya bergabung dengan partai yang dipimpin Surya Paloh tersebut karena partai politik ini memiliki kesamaan visi misi dengan dirinya. "Saya gabung dengan Nasdem karena Nasdem satu visi misi dengan pemikiran saya," kata Olla
Partai pemenang Pemilu 2014 juga memiliki daftar caleg yang berisi nama artis. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut penyanyi pop, Krisdayanti telah mendaftar caleg dari partai berlambang kepala banteng moncong putih.
Musisi lain yang mendaftar caleg PDIP yakni mantan vokalis band Radja, Ian Kasela. Kemudian artis senior Jeffry Waworuntu, juga maju sebagai caleg dari Dapil Maluku.
Selain itu, penyanyi senior Iis Sugianto, Harvey Malaiholo, dan Lita Zein juga maju sebagai caleg DPR dari PDIP. "Kami juga mendaftarkan Chica Koeswoyo yang merupakan mantan penyanyi anak-anak dan juga putri dari Nomo Koeswoyo salah satu personel band legendaris Koes Plus," tutur Hasto.
Menurut Hasto, dipilihnya artis sebagai caleg membuktikan komitmen PDIP dalam membangun seni dan budaya bangsa. Ia pun menyebut Krisdayanto mendapat tugas langsung dari Megawati Soekarnoputri.
"Krisdayanti mendapat tugas dari Bu Mega (Ketua Umum Megawati Soekarnoputri) untuk menggelorakan kebudayaan nasional," ungkap Hasto.
Selain figur musisi kawakan di atas, PDIP juga mendaftarkan sejumlah aktris peran sebagai caleg DPR. Beberapa di antaranya yakni Kirana Larasati dan Angel Karamoy.
"Perjuangan kami kan tidak hanya di politik ya. Penunjukan artis-artis ini juga sebagai bentuk kami melestarikan budaya bangsa, menguatkan identitas budaya nasional," tegasnya.
Sekretaris Jenderal PKB, Abdul Kadir Karding, mengatakan ada sejumlah artis yang meramaikan daftar caleg DPR dari PKB. Mereka adalah Tommy Kurniawan, Farhat Abbas, Soendari Soekotjo, Arzetti Bilbina, dan sejumlah artis lainnya.
Baca juga:
- Ini Deretan Artis yang Daftar Jadi Caleg dari PDIP
- Nafa Urbach Pilih Partai yang tak Terapkan Mahar Politik
- Nasdem Daftarkan Caleg ke KPU, Salah Satunya Manohara Pinot
Tidak diminati pemilih
Jelang Pemilu 2014, Poltracking pernah menggelar survei terkait caleg dari kalangan artis. Hasil surveinya, para caleg dari kalangan artis hanya mendapatkan persentase suara sebesar 16,8 persen.
Berdasarkan survei, menurut Hanta, 50,9 persen responden setuju dengan caleg berlatar belakang politisi/pengurus partai. Kemudian, caleg berlatar belakang baru dan muda mendapat 48,3 persen, pejabat pemerintah 47,5 persen, purnawirawan militer 47,10 persen, pengusaha 45,2 persen dan putra daerah 39,9 persen.
"Caleg dengan latar belakang artis yang cenderung populer dari latar belakang lainnya tidak banyak diminati pemilih," ujar Direktur Eksekutif Poltracking Institute Hanta Yudha.
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus mengkritisi langkah parpol merekrut bakal caleg dari kalangan artis. Alasan parpol yang merekrut artis untuk mendulang suara, menurut Lucius, menjadi bukti bagaimana sangat pragmatisnya parpol dalam urusan merebut kekuasaan.
Menurut Lucius pada Pemilu 2014, ada sekitar 74 pesohor yang direkrut parpol masuk dalam daftar caleg. Dari jumlah itu, hanya 19 artis yang lolos menjadi anggota legislatif ke DPR. Untuk Pemlu 2019, Formappi belum memiliki data pasti, namun ia memprediksi jumlahnya akan meningkat dibanding pemilu sebelumnya.
"Pro dan kontra tak terhindarkan di ruang publik. Parpol menganggap tak masalah merekrut artis untuk mendulang perolehan suara di pemilu. Sementara sebagian kalangan masyarakat menganggap caleg artis tidak pas diusung sebagai caleg tanpa penggemblengan ideologi di parpol selama kurun waktu tertentu." kata Lucius.
Lucius menilai, perekrutan artis sebagai caleg pada masa jelang akhir pendaftaran ke KPU, menunjukkan sikap parpol yang tidak suka bekerja keras. Kondisi ini memperlihatkan bagaimana kaderisasi di parpol yang dilakukan secara asal-asalan sehingga parpol tidak siap dengan figur-figur yang akan dicalonkan.
Ia menambahkan, kekhawatiran publik yang menganggap artis tidak pas untuk menjadi caleg menjadi bisa dibenarkan. Benar karena, para artis tidak punya persediaan waktu yang cukup untuk mendalami ideologi dan juga tetek-bengek urusan politik sebagai anggota partai dan juga nantinya sebagai politisi di parlemen.
"Bayangkan jabatan wakil rakyat diserahkan begitu saja kepada orang yang kebetulan tenar lalu diusung menjadi caleg oleh partai, apa yang bisa dibayangkan soal kinerja parlemen di tangan mereka?" kata Lucius.
Lalu, jika tanpa persiapan kaderisasi di parpol, hampir pasti para caleg artis juga tak paham dengan ideologi. Itu artinya mereka menjadi pemain bebas yang hanya mengandalkan popularitasnya tanpa visi kebangsaan yang diperjuangkan melalui ideologi partai.
Lucius pun khawatir caleg-caleg dadakan ini bisa dengan mudah terjebak dalam permainan politik kotor, permainan anggaran, korupsi, dan lain-lain di DPR.
"Caleg atau anggota DPR dari hasil rekrutmen dadakan seperti sejumlah artis ini lalu akan menjadi politisi yang tanpa roh, tanpa semangat hakiki sebagai wakil rakyat. Caleg yang bekerja minim ideologi ini akan menjadi sangat pragmatis. Mereka akan menyumbang semangat pragmatisme partai yang sudah sejak awal terjadi."