REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengacara Rizieq Shihab, Kapitra Ampera mengakui hanya PDI Perjuangan (PDIP) yang menawarinya sebagai calon anggota legislatif (caleg). Menurutnya, tidak ada parpol yang berafiliasi dengan Aksi Bela Islam yang menawarinya sebagai calon wakil rakyat di parlemen.
Kapitra mengaku sempat kecewa. Alasannya, sebagai pendukung Habib Rizieq Shihab, tidak ada sama sekali partai-partai pendukung Aksi Bela Islam yang menyuarakan Rizieq sebagai calon presiden (capres). Padahal, aspirasi Persaudaraan Alumni 212 yang pertama adalah mengusung Habib Rizieq sebagai capres dari kalangan umat Islam.
"Kenapa partai-partai itu (yang dukung Aksi Bela Islam) tidak mencalonkan Habib Rizieq? Itu suatu kemarahan saya juga. Dia yang jungkir balik, dia yang berdarah darah, lalu orang lain yang dicalonkan jadi presiden. Saya tidak rela juga dong," imbuhnya.
Walaupun langkah Kapitra sebagai caleg PDIP tinggal menunggu konfirmasi ke DPP PDIP, Kapitra menegaskan sikapnya mendukung pencapresan Rizieq adalah final. Kapitra saat ini masih enggan mendeklarasikan sebagai pendukung Joko Widodo (Jokowi).
"Sekarang saya masih mendukung HRS sebagai presiden," tegasnya.
Baca juga: Pengacara Habib Rizieq Siap Jadi Caleg PDIP, Asalkan...
Kapitra tidak peduli bila dukungannya terhadap Rizieq sebagai capres di kemudian hari menjadi persoalan di PDIP. Karena menurutnya, ia dimajukan sebagai caleg untuk di legislatif khususnya di DPR RI.
Dan jika ia kemudian dipersoalkan karena tidak mendukung Jokowi, Kapitra menegaskan ia siap dipecat. "Kalau urusan agama saya terganggu, hari ini saya dilantik dan sore saya dipecat pun saya siap," tegas Kapitra.
Sekjen PDIP Hasto Kristoyanto membenarkan pencalegan Kapitra oleh partainya. Hasto menyebutkan, nama Kapitra masuk setelah pihaknya melakukan komunikasi dengan masyarakat di Sumatra Barat.
"Itu betul-betul memang menghendaki adanya jembatan penghubung dengan PDIP sehingga yang bersangkutan (Kapitra) dicalonkan oleh PDIP, dari Dapil Sumbar (Sumatra Barat)," ujar Hasto, Selasa (17/7).